DENPASAR – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan tetap menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) pada 1 April mendatang.
Ani—sapaan akrab Menkeu, menyebut pemerintah bakal menjalankan amat Undang-Undang No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang menyatakan bahwa tarif PPN naik menjadi 11 persen pada 1 April 2022.
BACA JUGA:
"Kenaikan tarif PPN tidak ditunda karena pemerintah menggunakannya untuk kembali ke masyarakat. Fondasinya harus disiapkan dulu melalui penguatan rezim pajak," ujar Sri Mulyani di acara CNBC Economy Outlook, dikutip VOI, Rabu, 23 Maret.
Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan bahwa rata-rata tarif PPN secara global adalah 15 persen. Indonesia sendiri memiliki tarif 10 persen, sehingga menurut Sri Mulyani masih terdapat ruang untuk meningkatkannya.
Salah satu aspek pertumbuhan ekonomi
Menurutnya, penerimaan negara menjadi aspek penting untuk mendorong pemulihan ekonomi, karena dapat menunjang berbagai subsidi dan pembangunan. Oleh karena itu, UU HPP meningkatkan potensi penerimaan di berbagai pos, seperti pajak penghasilan (PPh) dan PPN.
"Kami lihat PPN space masih ada, kami naikkan hanya 1 persen. Kami paham bahwa fokus sekarang ini pemulihan ekonomi. Namun, fondasi pajak yang kuat harus mulai dibangun," ujarnya.
Sri Mulyani menyebut bahwa PPN sangat berkaitan dengan kemampuan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah menyalurkan bantalan sosial untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat, khususnya lapisan bawah.
Artikel ini telah tayang dengan judul Siap-Siap ya, Kata Sri Mulyani Kenaikan PPN Tetap Berlaku Mulai 1 April 2022.
Selain informasi soal kenaikan PPN 11 Persen, simak berita Bali terkini untuk berita paling update di wilayah Bali.