DENPASAR - Duck Syndrome merupakan sebuah kondisi di mana seseorang terlihat baik-baik saja kendati sebenarnya memiliki banyak masalah, beban, dan tekanan. Fenomena ini kerap dialami oleh mereka yang masih muda, seperti siswa, mahasiwa ataupun pekerja.
Gangguan psikologis ini terjadi ketika Anda mencoba menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna tetapi bekerja keras di bawah permukaan untuk menjaga semuanya tetap aman terkendali.
BACA JUGA:
Istilah Duck Syndrome dianalogikan seperti seokor bebek yang berenang seolah sangat tenang, tatapi kakinya berjuang keras untuk bergerak agar tubuhnya tetap bisa berada di atas permukan air.
Orang yang mengalami duck syndrome sangat ketakutan jika orang lain mengetahui kalau kehidupannya tidak sesempurna apa yang ditunjukkannya. Ada banyak faktor yang memengaruhi terjadi duck syndrome ini, salah satunya adalah faktor lingkungan, pola asuh, pola hidup, dan pengaruh media sosial.
Gejala Duck Syndrome
Meski tidak termasuk dalam golongan gangguan mental, duck syndrome jika diabaikan dapat menjadi salah satu hal yang serius. Setidaknya, ada lima gejala seseorang mengalami duck syndrome, seperti yang dikutip dari dari PsychCentral:
- Sering membandingkan diri dengan orang lain
- Merasa seperti orang lain lebih baik
- Merasa seolah-olah Anda gagal memenuhi tuntutan hidup
- Takut akan pengawasan atau kritikan
- merasa seperti orang lain memanipulasi situasi untuk menguji kinerja Anda
Mengelola duck syndrome sedikit menantang karena masih belum banyak orang familiar dengan kondisi ini. Tetapi ada beberapa langkah mudah untuk Anda mengatasinya. Depresi dan kecemasan dapat terjadi sebagai akibat dari duck syndrome. Karena itu, mengelola duck syndrome mungkin paling baik ditangani dengan metode serupa dalam mengobati depresi dan gangguan kecemasan.
Cara mengatasi Duck Syndrome
Menyadur Alodokter, ada tujuh cara yang bisa dilakukan untuk meredam duck syndrome.
- Lakukan konseling dengan pembimbing akademik atau konselor di sekolah atau kampus.
- Kenali kapasitas diri agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuan.
- Belajar untuk mencintai diri sendiri.
- Jalani gaya hidup sehat, yakni dengan mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, serta menghindari rokok dan minuman beralkohol.
- Luangkan waktu untuk melakukan me time atau relaksasi guna mengurangi stres.
- Ubah pola pikir menjadi lebih positif dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
- Jauhi media sosial untuk beberapa waktu.
Artikel ini telah tayang dengan judul Duck Syndrome, Tampak Bahagia Namun Sebenarnya Menderita.
Selain informasi soal duck syndrome, simak berita Bali terkini untuk berita paling update di wilayah Bali.