Mengenal Gangguan Tidur <i>Narcolepsy</i> Beserta Gejala yang Menyertainya
Ilustrasi gangguan tidur narcolepsy. (Pixabay).

Bagikan:

DENPASAR – Apakah Anda termasuk orang yang sering mengantuk sepanjang hari dan tertidur tanpa disadari? Jika iya, mungkin Anda terkena narcolepsy.

Apa itu narcolepsy?

Narcolepsy merupakan gangguan sistem saraf yang menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang hari serta tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat.

Gangguan yang jarang terjadi tetapi dialami oleh ratusan ribu orang di Amerika ini disebabkan kontrol otak yang mengendur. Gangguan ini tak pandang bulu, sebab bisa dialami setiap orang termasuk anak-anak dan remaja selain pada orang dewasa.

Gejala narcolepsy

Melansir Sleep Foudation, Rabu, 26 Mei, narcolepsy atau gangguan tidur-bangun yang berpengaruh pada rasa kantuk terus-menerus. Gejala utamanya adalah rasa mengantuk berlebih pada siang hari yang disebabkan otak tidak dapat mengantur kondisi terjaga dan tidur dengan benar.

Normalnya, tidur memiliki serangkaian tahapan. Mulai dari mata terpejam hingga Rapid Eye Movement (REM) yang terjadi pada tahap terakhir. REM biasanya dialami pada satu jam atau lebih setelah mulai terlelap.

Pada penderita narcolepsy, tidur REM tidak teratur dan sering dimulai dalam beberapa menit setelah tidur. Ini berarti dialami lebih awal dari biasanya. Pada orang dengan narcolepsy, kondisi ini terjadi karena adanya perubahan pada otak yang mengganggu cara kerja tidur.

Efeknya, mengantuk terus-terusan pada siang hari. Berdasarkan International Classification of Sleep Dissorder, Third Edition, jenis narcolepsy terbagi menjadi dua. Narcolepsy tipe 1 berkaitan dengan gejala cataplexy, yaitu hilangnya tonus otot secara tiba-tiba.

Narcolepsy tipe 1 juga bisa disebabkan hal lain, yaitu tingkat hipokretin yang rendah. Hipokretin adalah zat kimiawi tubuh yang membantu mengontrol terjaga.

Sedangkan narcolepsy tipe 2 didiagnosis penyebabnya selain karena rendahnya hipokretin dan bukan cataplexy. Tipe 2 ini memiliki banyak gejala yang mirip tetapi bukan karena hipokretin dan cataplexy serta terdapat 10 persen kasus.

Pada narcolepsy tipe 2 juga bisa muncul karena kondisi kesehatan seperti trauma kepala, multiple sclerosis, dan penyakit lainnya yang memengaruhi otak.

Gangguan narcolepsy paling mudah dikenali karena muncul rasa kantuk tak tertahankan yang mendorong seseorang orang tidur. Gejala ini paling sering muncul dalam situasi yang monoton. Untuk penderita narcolepsy, setelah tidur siang sebentar maka bangun lebih merasa segar.

Gejala lainnya dari narcolepsy adalah munculnya ketidaksadaran, meski mata tidak terpejam tetapi misalnya seorang siswa di kelas terus menulis tetapi hanya mencoret-coret baris enggak penting di kertas.

Pada beberapa kasus, penderita narcolepsy mengalami ‘kelumpuhan tidur’. Kondisi ini terjadi ketika seseorang dengan narcolepsy yang merasa tidak dapat bergerak saat tidur. Dalam mendiagnosa narcolepsy, dokter mengikuti kriteria standar untuk mendiagnosis gangguan tidur.

Standarisasi tersebut dijalani untuk memastikan pembedaan yang akurat antara narcolepsy tipe 1, tipe 2, hypersomnia, dan kondisi lain yang menyebabkan excessive daytime sleepiness (EDS) atau kantuk terus-menerus pada siang hari.

Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul Narcolepsy, Gangguan Tahapan Tidur yang Berpengaruh pada Rasa Kantuk Terus-menerus.

Selain informasi soal narcolepsy, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!