Mengenal Hormon Adrenalin, Pembangkit Respon terhadap Ancaman
Ilustrasi mengenal fungsi, manfaat, dan kelenjar penghasil hormon adrenalin (iStockphoto)

Bagikan:

DENPASAR – Pernahkah Anda merasakan jantung berdebar, napas lebih cepat, tubuh berkeringat, pupil melebar, dan tubuh bergetar setelah mengalami peristiwa menakutkan atau menantang?

Jika Anda pernah merasakannya, hal tersebut disebabkan oleh hormon adrenalin. Lantas, apa itu hormon adrenalin?

Mengenal hormon adrenalin

Adrenalin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, fungsinya mempersiapkan sistem saraf simpatik, dikenal dengan efek fight-or-flight.

Tubuh Anda, ketika menjalani aktivitas mendebarkan mengalami sensasi fisik yang khas. Ketika menghadapi bahaya, misalnya, hormon adrenalin bekerja membangkitkan respons terhadap ancaman, dikutip dari Endocrine Web, Minggu, 9 Januari.

Kegiatan tertentu, dalam konteks rekreasi, bisa menyebabkan adrenalin naik. Seperti terjun payung, roller coaster, menonton film laga atau film horor. Tak hanya dalam konteks rekreasi, ketika menjalani tes, presentasi, berbicara di depan orang yang Anda kagumi atau sukai juga memicu hormon adrenalin bekerja.

Beberapa orang menyukai situasi ini, kerena dianggap membangkitkan semangat. Tetapi mereka dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat mengalami gejolak adrenalin dari ingatan atau pikiran tentang trauma. Orang dengan gangguan panik, seperti agoraphobia dan gangguan kecemasan sosial bisa menghadapi situasi yang menakutkan atas pengaruh kerja dari hormon adrenalin.

Hormon adrenalin merupakan bagian penting dari kesehatan dalam fisiologi normal. Tubuh akan mengembangkan sistem adrenalnya dan selama berjuta tahun lalu, hormon ini membantu manusia bertahan dari bahaya. Namun, terkadang stres psikologis, kekhawatiran emosional, dan gangguan kecemasan dapat memicu pelepasan adrenalin saat tidak dibutuhkan.

Pelepasan saat tidak dibutuhkan, jika konsisten dialami bisa memengaruhi keseimbangan mekanisme tubuh. Pada saat tersebut, adrenalin bisa jadi pemicu masalah pencernaan, penyakit kardiovaskular, penambahan berat badan, masalah metabolisme, sakit kepala, tekanan darah tinggi. Terlebih lagi bisa memengaruhi masalah konsentrasi, gangguan tidur, kecemasan, dan depresi.

Sama halnya jika adrenalin meninggi pelepasannya. Gejala penyakit yang telah disebutkan tadi berpotensi akan dialami. Tetapi, kondisi adrenalin rendah sangat jarang terjadi.

Dokter Elena Christofides, endoklinolog yang berpraktek di Enocrikology Associates di Colombuss, Ohio, menjelaskan bahwa sebagian besar adrenalin dibuat di sistem saraf. Adrenalin tetap bersifat lokal, tidak mengganggu sistem kerja lain dalam tubuh. Kerjanya bersifat sistemik, jadi jika dihilangkan bisa mengalami hipoglikemia, respons stres yang buruk, dan kegembiraan berkurang. Artinya, seseorang bisa mengalami pengalaman yang datar dan tak bersemangat.

Perawatan untuk mengatasi gangguan adrenal ialah dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jika kurang tidur, maka dengan memperbaiki pola tidur akan cukup membantu. Tetapi jika mengalami kelainan biologis, maka perlu dikonsultasikan ke dokter ahli untuk menemukan solusi.

Artikel ini telah tayang dengan judul Mengenal Cara Kerja Adrenalin pada Tubuh, Hormon Pembawa Sensasi Fisik yang Khas.

Selain informasi soal hormon adrenalin, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!