Bule Inggris di Bali Dipastikan Tewas Bunuh Diri, Polisi Beberkan Hasil Autopsi
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

DENPASAR – Kapolresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan memastikan bule Inggris bernama Harper Mattew (48) yang ditemukan tewas di kediamannya di Denpasar, Bali, meninggal karena bunuh diri bukan dibunuh.

Hal tersebut diketahui setelah polisi melakukan autopsi terhadap jenazah Harper Matttew dan ada bukti-bukti yang mengindikasikan bahwa korban bunuh diri.

"Dari bukti-bukti bunuh diri (hasil pemeriksaan) dari laboratorium, otopsi dan analisa CCTV," kata Jansen saat ditemui di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar, Bali, Rabu, 19 Januari.

Karenanya, Polresta Denpasar menepis dugaan bule Inggris dibunuh. "Itu bunuh diri dan valid bunuh diri, nanti kita konferensi pers," ujarnya.

Media Inggris sebut Harper Mattew tewas dibunuh

Diberitakan sebelumnya jenazah Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris Harper Mattew (48) sudah diautopsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali. Hasilnya ditemukan luka tusuk di tubuh korban.

Konsultan Klinik Forensik RSUP Sanglah dokter Ida Bagus Putu Alit mengatakan jenazah Harper Mattew diautopsi pagi tadi.

"Jadi kita sudah lakukan autopsi jam 9. Kemudian, yang bisa saya informasikan bahwa memang ada kekerasan tajam pada korban. Ada dua luka iris di leher ada tiga luka tusuk di perut.  Salah satu luka tusuk di perut ini yang menyebabkan kematian karena memotong pembuluh darah yang besar," kata Alit, Senin, 17 Januari.

Matt Harper Matteew ditemukan tewas di kediamannya di Denpasar Bali. Awalnya disebut Harper bunuh diri.

Namun, laporan media Inggris, The Sun, menginformasikan korban meninggal karena diduga dibunuh saat melalukan panggilan video dengan putrinya yang ada di Inggris.

Artikel ini telah tayang dengan judul Bule Inggris di Bali Tewas dengan Luka Tusuk di Perut, Kapolresta Denpasar Tegaskan Bunuh Diri Bukan Dibunuh.

Selain informasi soal Bule Inggris di Bali tewas bunuh diri, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!