DENPASAR - Sebuah studi terbaru di Jepang menemukan bahwa produk pembersih atau disinfektan yang kerap digunakan dalam rumah tangga bisa memengaruhi kehamilan.
Apabila penelitian terdahulu mengaitkan efek penggunaan disinfektan dengan asma dan iritasi kulit pada orang dewasa, riset terkini justru menemukan dampak penggunaan disinfektan bagi ibu hamil, termasuk pada calon bayi.
BACA JUGA:
Dampak paparan disinfektan bagi ibu hamil
Dikutip VOI dari Insider, penggunaan disinfektan berlebihan pada ibu hamil dapat tingkatkan risiko anak terkena asma atau eksim saat usia 3 tahun.
Peneliti menemukan adanya keanehan pada anak-anak ketika sudah berusia tiga tahun. Keanehan yang terjadi adalah banyaknya anak-anak yang menderita asma atau eksim pada ibu yang menggunakan disinfektan satu hingga enam kali seminggu.
Sementara ibu yang tidak pernah menggunakan disinfektan sama sekali memiliki risiko yang jauh lebih rendah.
Hampir 88 persen ibu melaporkan tidak terpapar disinfektan selama kehamilan dan hanya 1,7 persen melaporkan paparan harian. Sekitar 21 persen berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
Secara keseluruhan, 7,7 persen melaporkan diagnosis asma dan 7,3 persen melaporkan diagnosis eksim pada anak-anak mereka di usia 3 tahun.
"Temuan kami menunjukkan bahwa paparan (disinfektan) selama kehamilan memberikan efek alergi pada keturunannya, dan menunjukkan efek paparan selama kehamilan saja," jelas Dr. Reiji Kojima, kepala peneliti dari Universitas Yamanashi.
Penggunaan disinfektan selama beberapa tahun belakangan meningkat, terlebih adanya pandemi Covid-19.
Peneliti berhipotesis bahwa disinfektan berdampak pada mikroflora usus dan kulit sang ibu, serta janin.
Artikel ini telah tayang dengan judul Menurut Penelitian, Penggunaan Disinfektan selama Masa Kehamilan Dapat Tingkatkan Risiko Asma dan Eksim pada Janin.
Selain informasi soal dampak disinfektan bagi ibu hamil, simak berita Bali terkini untuk berita paling update di wilayah Bali.