DENPASAR – Sebagian orang lebih memilih untuk menutup mata saat melakukan aktivitas bercinta dengan pasangan. Mengapa demikian?
Dikutip VOI BALI dari Psychology Today, Jumat, 24 Desember, Profesor Ben-Zeév, penulis The Arc of Love: How Our Romantic Lives Change Over Time, menjelaskan ada 3 alasan mengapa lebih mudah ‘merasakan’ kehadiran pasangan ketika bercinta dengan menutup mata.
BACA JUGA:
1. Berkaitan dengan imajinasi dan fantasi seksual
Dalam cinta, mengutip buku Ben-Zeév, imajinasi sering kali mencakup ilusi positif, sedangkan dalam seks, fantasi lebih sentral. Perbedaan antara ilusi dan fantasi adalah mengenali kepalsuan. Dalam ilusi tak ada kepalsuan konten, sedangkan dalam fantasi seseorang bisa tahu.
Dalam hasrat seksual, fantasi penting karena menawarkan cara efektif untuk mengatasi keterbatasan pribadi, batas normatif, dan kendala eksternal. Fantasi seksual berfungsi untuk menghindari informasi negatif dan menambahkan data positif.
Agar fantasi tetap hidup dan dapat diandalkan, informasi sementara akan diabaikan. Karena itu, dengan mata terpejam perempuan bisa menajamkan fantasi seksualnya sehingga mencapai orgasme.
2. Merasa tidak nyaman
Dalam studi oleh Koukouna tahun 2016, Light therapy as a treatment for sexual disfunction: focus on testosterone level dan diterbitkan di European Neuropsychopharmacology, menemukan bahwa bercinta dengan lampu menyala bisa membantu meningkatkan kadar testosterone pria dan meningkatkan kepuasan seksual.
Namun dalam sebuah survei, orang yang sudah menikah dan mengikuti survei tersebut sebanyak 43 persen menyukai bercinta dengan lampu menyala dan 57 persen padam. Perbedaan tersebut bisa didorong oleh perasaan tak nyaman dengan seksualitasnya, seperti malu sehingga memilih bercinta dengan lampu redup atau memejamkan mata.
3. Menajamkan sensasi
Bercinta dengan menutup mata menggunakan kain atau dikenal dengan blindfolded sex, adalah cara lain untuk menutup mata. Dengan menyerakan kendali kepada pasangan, permainan seks dengan mata tertutup bisa disepakati pasangan untuk meningkatkan sensasi dan kegembiraan.
Berdasarkan sebuah artikel di Glamour tahun 2017, ada sejumlah alasan pasangan melakukan hal ini. Seperi untuk bumbu supaya lebih terasa baru, mengurangi hambatan, mematikan satu indera untuk mengintensifkan yang lain, meningkatkan kepercayaan di antara pasangan, dan menambahkan unsur kejutan.
Pada umumnya, menutup mata umum dilakukan ketika menuju klimaks. Tetapi manutup atau membuka mata bahkan bercinta dengan lampu redup atau menyala terang merupakan preferensi dari setiap pasangan. Paling penting untuk didiskusikan adalah tentang consent, posisi, kebaruan, serta kenyamanan masing-masing orang.
Artikel ini telah tayang dengan judul Menurut Penjelasan Ahli, Ini 3 Alasan Pasangan Anda Menutup Mata Ketika Bercinta.
Selain informasi soal alasan pasangan menutup mata saat bercinta, simak perkembangan situasi terkini hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!