DENPASAR – Pemerintah pusat telah mengizinkan turis asing dari 19 negara berpakansi ke Provinsi Bali.
Terkait hal ini, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengungkapkan kesiapan Pemprov Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara.
BACA JUGA:
Kesiapan Bali sambut turis asing
Cok Ace—sapaan akrab Wagub Bali menyampaikan, ada tiga komponen pendukung kesiapan Bali menerima kunjungan wisman di tengah situasi pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir.
"Tiga komponen itu, adalah pelaku usaha pariwisata, masyarakat dan pemerintah," kata Cok Ace, Kamis, 14 Oktober.
Menurutnya, pelaku usaha khususnya yang bergerak di industri pariwisata telah melakukan sejumlah persiapan antara lain mengikuti sertifikasi Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Selain itu, Cok Ace mengatakan saat ini tercatat 1.576 tempat usaha termasuk Daerah Tujuan Wisata (DTW) telah mengantongi sertifikat CHSE. Selain itu, pelaku usaha di Pulau Dewata juga aktif menyukseskan program pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi yang digencarkan pemerintah.
"Pemerintah menargetkan 10 ribu aplikasi pada tempat usaha di Bali. Hingga tanggal 10 Oktober 2021, (ada) 9.322 tempat usaha di Bali telah menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk," katanya.
Sedangkan untuk karantina turis asing, ada 35 hotel yang disiapkan sebagai tempat karantina bagi wisman yang baru datang. Selain itu Pemprov Bali juga mengantisipasi kemungkinan adanya wisman yang diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil skrining di bandara.
"Kita berharap tak ada yang positif, tapi bagaimana pun tetap harus kita antisipasi. Kalau ada yang positif, kita akan klasifikasi dalam penempatan. Mereka yang tanpa gejala kita siapkan hotel isolasi yang telah tersertifikasi dan terhubung dengan rumah sakit. Sedangkan yang bergejala akan langsung dirujuk ke rumah sakit," jelasnya.
Cok Ace menuturkan, masyarakat sangat antusias menyambut pembukaan Bali bagi wisman. Antusiasme itu ditunjukkan dengan ketaatan dalam penerapan protokol kesehatan yang menjadi syarat dibukanya Bali untuk dunia luar.
"Kontribusi masyarakat sangat luar biasa. Dari hasil survei, masyarakat Bali paling taat menerapkan prokes, khususnya dalam penggunan masker yaitu mencapai 95 persen," ujarnya.
Menurutnya, peran aktif masyarakat juga ditunjukkan dengan dukungan terhadap program vaksinasi. Saat ini, vaksinasi tahap pertama telah tuntas 99 persen dan vaksinasi tahap dua mendekati 84 persen. Selain dukungan pelaku usaha dan masyarakat, pemerintah mengambil peran dalam menyiapkan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.
"Kami menyiapkan 62 RS rujukan dan 25 labolatorium yang siap melayani jika dibutuhkan," ujarnya.
Butuh waktu satu bulan untuk datangkan turis asing
Meski semua sudah siap, Cok Ace memahami tidak serta merta turis asing berdatangan. Dari hasil pembicaraannya dengan pelaku usaha yang biasa mendatangkan wisman, setidaknya dibutuhkan waktu 3 minggu hingga 1 bulan.
"Hari ini dibuka, hasilnya mungkin baru akan terlihat akhir bulan Oktober atau awal tahun depan. Karena mereka membutuhkan waktu untuk sosialisasi, menyiapkan visa dan bookingan. Tapi kalau yang charter flight, bisa jadi akan datang lebih cepat," ujarnya.
Kendati kedatangan wisman belum langsung terlihat ketika Bali dibuka, namun ini berpendapat kalau kebijakan ini memberi semangat dan harapan baru bagi pelaku pariwisata di Pulau Dewata. "Harapan, situasi COVID-19 di Bali yang saat ini telah bisa dikendalikan akan terus melandai," ujar Cok Ace.
Artikel ini telah tayang dengan judul Penerbangan Internasional ke Bali Dibuka, Tapi Butuh Waktu Satu Bulan Datangkan Turis Asing.
Selain informasi soal kesiapan Bali sambut turis asing dari 19 negara, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!