Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Bicara Skenario Terburuk Kasus COVID-19 di Indonesia
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Instagram/@luhut.pandjaitan).

Bagikan:

DENPASAR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pemerintah sudah memperhitungkan skenario terburuk kasus COVID-19.

"Kita sudah hitung worst-case scenario, jika lebih dari 40.000 (kasus per hari), bagaimana suplai oksigen, obat dan rumah sakit, semua sudah kami hitung," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual yang disaksikan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.

Luhut menyebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga telah menyiapkan ruang ICU massal di RS Asrama Haji Pondok Gede.

"Kemarin presiden sudah meninjau ke sana, kami sudah siap, bisa menampung lebih dari 800 pasien. TNI juga sudah menggelar rumah sakit darurat yang mereka punya," ungkap Luhut.

Minta semua pihak tak ragukan Indonesia dalam atasi pandemi COVID-19

Dia menegaskan Indonesia telah mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki. Dia meminta tidak ada pihak manapun yang meragukan kemampuan Indonesia dalam mengatasi pandemi.

"Jangan ada yang underestimate Indonesia tidak bisa mengatasi. Sampai hari ini yes (bisa). Tapi kalau kasus lebih dari 40.000-50.000 kita akan buat skenario siapa nanti yang kita minta tolong, dan sudah mulai kita approach itu semua," jelas dia.

Mengenai suplai tabung oksigen, Luhut mengungkapkan tim juga sudah membuat skenario terburuk apabila ada 60.000-70.000 kasus COVID-19 per hari.

"Tapi kita tidak berharap itu terjadi. Karena teman-teman TNI/Polri saya kira sudah melakukan penyekatan cukup baik," jelasnya.

Lebih jauh dia menyampaikan pemerintah juga mengamati dengan cermat keadaan di luar Jawa yang sudah agak bergejolak. Dia meminta publik tidak memiliki kekhawatiran berlebihan mengenai hal tersebut.

Selain informasi soal skenario terburuk kasus COVID-19, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!