DENPASAR – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang dipimpin oleh Sandiaga Uno mengadakan program penguatan Destination Management Organization-Destination Governance (DMO-DG) sebagai strategi dan manajemenyang diperlukan untuk mendorong peningkatan kualitas destinasi objek pariwisata di Bali.
"Tujuan Penguatan DMO-DG yaitu reaktivasi destinasi dan pemulihan pariwisata, memperkuat partisipasi pemangku kepentingan untuk memperkokoh resiliensi dalam pengelolaan destinasi menuju green zone," ujar Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan di Nusa Dua, Bali, Selasa, dikutip VOI dari Antara, Selasa, 4 Mei 2021.
BACA JUGA:
Kemenparekraf percepat revitalisasi objek wisata Bali
Wawan menyampaikan, Kemenparekraf terus berusaha melakukan percepatan revitalisasi destinasi dan pemulihan pariwisata di saat pandemi COVID-19.
Kegiatan kick off Penguatan DMO-DG di Bali digelar di tiga lokasi yakni kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sanur, dan Ubud, diikuti unsur akademisi, pelaku bisnis, masyarakat atau komunitas, tokoh adat/tokoh masyarakat, pemerintah daerah, dan media.
Ia mengutarakan harapan yang ingin dicapai dari program penguatan DMO-DG tersebut yakni komitmen dan visi bersama oleh perwakilan pemangku kepentingan serta kesepakatan program dan rencana pengembangan tata kelola dan pengembangan bisnis untuk percepatan revitalisasi destinasi dan pemulihan pariwisata Bali.
Wawan menerangkan sebagai instrumen untuk kualitas pariwisata sehingga diperlukan DMO-DG, antara lain kompleksitas kepariwisataan memerlukan sebuah instrumen yang dapat menyatukan seluruh pihak yaitu melalui DMO-DG.
Dengan demikian, kata Wawan, keberadaan sektor pariwisata dapat memberikan dampak, baik positif maupun negatif bagi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan. Menurut dia, DMO-DG dapat berperan untuk optimalisasi dampak positif dan mengurangi dampak negatif kepariwisataan.
Selain itu DMO-DG dapat sebagai wadah untuk partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam pengelolaan ekspektasi publik dan pasar (minat, preferensi, tren) sehingga menjadi perhatian di DMO-DG yang sangat relevan di tengah dinamika perubahan saat ini.
Wawan menilai, dinamika perubahan antara lain teknologi digital/disruption, manajemen krisis/bencana, menuntut untuk mampu beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi bersama.
DMO-DG dapat dijadikan sebagai instrumen untuk membangun ekosistem pariwisata dengan dukungan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan sektor-sektor lainnya.
Selain itu, DMO-DG juga bisa memperkuat pengelolaan multi pihak dan optimalisasi fungsi orkestrasi dan katalisator pembangunan pariwisata di sebuah wilayah/daerah, termasuk mengutamakan pengelolaan destinasi melalui perencanaan, desain lanskap, penerapan dan kualitas kontrol destinasi dengan mengutamakan konservasi alam, budaya, kearifan lokal dan resiliensi.
"DMO-DG sesungguhnya alat untuk menyatukan berbagai komponen untuk membangun, menata, mengontrol, mempromosikan menjadi suatu destinasi yang bertanggungjawab, berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya..
Penguatan DMO-DG dapat menjadi solusi untuk menata destinasi dan menyelesaikan permasalahan/isu riil yang secara strategis. Model ini menjadi instrumen untuk memperkokoh inovasi, adaptasi dan inovasi serta mendorong percepatan revitalisasi destinasi dan pemulihan pariwisata yang sedang dilakukan saat ini.
Diharapkan penguatan DMO-DG dapat menciptakan pengelolaan destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan di Nusa Dua, Sanur dan Ubud, serta dapat dijadikan sebagai contoh konkrit untuk meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan mancanegara dan reputasi destinasi Bali dan Indonesia.
Selain informasi soal Kemenparekraf dorong peningkatan kualitas objek wisata Bali, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!