DENPASAR – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah menggelontorkan dana hingga 45,9 miliar dolar AS atau 23,6 persen dari total pengeluaran tahun 2021 untuk pemulihan ekonomi.
Dana tersebut dihabiskan untuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh positif setelah terkontraksi sebesar 2,07 persen di tahun 2020 akibat pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
“Alhasil pada 2021 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 3,65 persen. Ini setelah kontraksi pada 2020 sebesar 2,07 persen,” katanya dalam Agenda G20 di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu, 16 Februari.
Pemulihan ekonomi terjadi di seluruh sektor
Menurutnya, momentum pemulihan telah terjadi di seluruh sektor baik dari sisi produksi, penawaran maupun sisi permintaan sekaligus ekspor yang sangat didorong oleh pemulihan global.
Pertumbuhan yang kuat juga terjadi pada sektor-sektor yang sangat penting seperti manufaktur, perdagangan dan pertambangan akibat kenaikan harga komoditas bahkan output perekonomian Indonesia telah melampaui level sebelum pandemi.
Sri Mulyani menegaskan berbagai perkembangan positif tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan pemulihan yang cepat.
“Pencapaian ini karena basis pemulihan selama pandemi, kali ini jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pengalaman Indonesia sendiri selama krisis keuangan 1997-1998,” jelasnya.
Meski demikian, ia memastikan pemerintah akan tetap menggunakan kebijakan secara efektif karena proses pemulihan masih terus berlanjut dan perlu dukungan dari sisi fiskal.
“Bagi kami ini adalah hasil yang sangat baik dari sisi ekonomi serta kebijakan yang kami pelajari dari pengalaman. Kami percepat agar kami dapat menavigasi implikasi kompleksitas pandemi dan prospek pemulihan,” katanya.
Selain informasi soal pemerintah habiskan 45,9 miliar dolar AS untuk pemulihan ekonomi, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merveolusi Pemberitaan!