Menkeu: Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral Berikan Dampak Positif
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

DENPASAR – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut diversifikasi penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional atau local currency settlement (LCS) membawa sejumlah dampak positif.

Dikatakan Ani—sapaan akrab Menkeu, strategi diversifikasi penggunaan mata uang lokal bermanfaat untuk menghindari tekanan akibat terlalu mengandalkan mata uang tertentu dalam aktivitas ekonomi mancanegara.

 “Untuk Indonesia, inisiatif dengan beberapa negara mitra bilateral, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan China dalam menggunakan mata uang yang lebih beragam atau menggunakan LCS adalah langkah penting untuk menaikan transaksi langsung dan juga memfasilitasi peningkatan perdagangan serta investasi,” ujar Sri Mulyani dalam acara G20 di Jakarta, dikutip dari VOI, Rabu, 16 Februari.

Implementasi LCS untuk kurangi ketergantungan terhadap dolar AS

Menkeu menegaskan, implementasi LCS adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu mata uang tertentu, khususnya pada dolar AS. Dengan begitu, hal ini akan meningkatkan stabilitas dari perdagangan dan investasi, termasuk bagi Indonesia dan negara-negara di ASEAN.

Dalam catatan Menkeu, skema LCS sangat mungkin menurunkan biaya transaksi.

“Para trader dan juga investor tidak perlu lagi untuk menukar mata uangnya ke dolar AS yang potensial menimbulkan tekanan pada nilai mata uang tertentu,” katanya.

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan apresiasinya kepada bank sentral yang menjadi garda terdepan dalam implementasi diversifikasi alat transaksi ini.

“Saya mengapresiasi upaya Bank Indonesia untuk menggunakan LCS sejak 2018 dan kini sudah meluas menjadi agenda global. Apa yang dilakukan dapat menciptakan sebuah jaring pengaman untuk transaksi finansial antarnegara dan menurunkan tingkat kerentanan risiko kepada ekonomi global serta menjadi lebih stabil,” jelas dia.

Bahkan, mantan bos IMF dan Bank Dunia itu mengungkapkan bahwa manfaat yang dihasilkan melalui skema LCS sangat relevan dengan semangat G20 yang diusung Indonesia, yakni Recover Together Recover Stronger.

“LCS sangat relevan dengan agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia. Dalam finance track kami mengupayakan exit strategies untuk mendukung pemulihan dengan mata uang yang lebih beragam yang kita harap bisa mendukung stabilitas makro ekonomi dan proses pemulihan lebih kuat, tidak hanya bagi beberapa negara tetapi juga secara global,” tutup Menkeu Sri Mulyani.

Artikel ini telah tayang dengan judul Dolar Minggir! Sri Mulyani Bilang Penggunaan Mata Uang Lokal untuk Transaksi Internasional Jadi Agenda Prioritas G20.

Selain informasi soal penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merveolusi Pemberitaan!