Cok Ace: Pembukaan Gerbang Internasional Tak Berpengaruh terhadap Pariwisata Bali
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menerima kunjungan Komisi IX DPR/DOK PEMPROV BALI

Bagikan:

DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menerima kunjungan Komisi IX DPR RI di Ruang Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur, Kamis, 27 Januari.

Dihadapan legislator, Cok Ace—sapaan akrab Wagub Bali, menyebut bahwa insan pariwisata Bali saat ini berada dalam situasi sangat tertekan. Karena belum ada tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata secara siginifikan.

Cok Ace mengatakan, kebijakan pembukaan gerbang internasional di Bali pada pertengahan Oktober silam, sempat memberi angin segar bagi pelaku pariwisata Bali.

Akan tetapi, ternyata kebijakan tersebut tak berpengaruh signifikan bagi pemulihan sektor pariwisata.  

Berdasarkan catatan Pemprov Bali, hanya ada 41 wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali sejak pintu masuk internasional dibuka.

"Padahal sebelum pandemi, jumlah kunjungan mencapai 6,3 juta," kata Cok Ace, dikutip dari VOI, Jumat, 28 Januari. 

Pelaku usaha pariwisata sampai tambah hutang

Cok Ace mengatakan, situasi keterpurukan yang berlarut-larut ini membuat sebagian besar masyarakat Bali yang bergantung pada sektor pariwisata menjadi sangat tertekan. Apalagi, sejumlah pengusaha sempat menambah utang untuk membenahi kembali sarana akomodasi wisata yang mereka kelola.

"Mereka sempat punya harapan besar sehingga menambah utang untuk membersihkan kolam, membuat AC kembali dingin dan karpet tidak bau. Ibarat menjaga warung, kami kembali menata barang dagangan, mengelap etalase. Tapi pembeli tak kunjung datang hingga etalase kami kembali berdebu," ujarnya.

Cok Ace menyebut sejumlah kebijakan yang perlu dikaji untuk pemulihan pariwisata Bali. Pertama, syarat penerbangan langsung ke Bali yang menurutnya mesti dievaluasi.

Sebab tidak mungkin perusahan penerbangan dari Eropa mau memberangkatkan pesawat yang hanya mengangkut 25 penumpang dengan durasi penerbangan cukup panjang.

Kedua soal ruwetnya mekanisme pengurusan visa yang dikeluhkan wisatawan. Selain ruwet, kuota sebanyak 1.500 orang asing per hari untuk tujuan seluruh Indonesia juga sangat kecil.

Alasannya sebelum pandemi, Bali kedatangan 16 hingga 17 ribu wisatawan. Masukan ini diharapkan mendapat perhatian jajaran Komisi IX DPR untuk dikoordinasikan dengan pemerintah.

"Hal lain yang juga memberatkan wisatawan adalah biaya penanganan COVID-19 yang dibebankan kepada mereka," ujarnya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Wagub Bali Sampaikan Keluh Kesah Pelaku Pariwisata, Ada yang Sampai Tambah Utang.

Selain informasi soal Pariwisata Bali, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!