DENPASAR – Presiden Amerika Serikat Joe Biden disebut akan menarik 2.500 tentara AS yang tersisa dari Afghanistan. Penarikan itu akan dilakukan paling lambat pada 11 September, sebelum peringatan 20 tahun tragedi serangan 11 September atau 9/11.
Para pemberontak memberikan ancaman akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan asing apabila tenggat waktu itu terlewat. Namun, Biden masih akan menetapkan tanggal penarikan jangka pendek, yang berpotensi meredakan kekhawatiran Taliban.
BACA JUGA:
Penarikan serdadu AS dimulai sebelum 1 Mei
Presiden Joe Biden akan mengumumkan keputusannya secara terbuka pada hari Rabu, kata Gedung Putih. Seorang pejabat senior Pemerintahan Biden mengatakan penarikan akan dimulai sebelum 1 Mei dan bisa selesai jauh sebelum batas waktu 11 September.
"Presiden telah menilai pendekatan berbasis kondisi, yang telah menjadi pendekatan dalam dua dekade terakhir, adalah resep untuk tinggal di Afghanistan selamanya," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, dalam sebuah penjelasan dengan wartawan, dikutip VOI dari Reuters, Rabu 14 April.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin diperkirakan akan membahas keputusan tersebut dengan sekutu NATO di Brussel pada Hari Rabu, kata sumber.
Keputusan Biden menunjukkan, dia telah menyimpulkan kehadiran militer Amerika Serikat tidak akan lagi menentukan dalam mencapai perdamaian abadi di Afghanistan. Berbeda dengan asumsi inti Pentagon yang telah lama mendukung penempatan pasukan Amerika di sana.
"Tidak ada solusi militer untuk masalah yang mengganggu Afghanistan, dan kami akan memfokuskan upaya kami untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung," kata pejabat senior pemerintah itu.
Laporan intelijen Amerika Serikat, yang dikirim ke Kongres, menyatakan, "Kabul terus menghadapi kemunduran di medan perang, dan Taliban yakin dapat mencapai kemenangan militer."
Taliban menolak berkomentar, dengan mengatakan kelompok tersebut belum diberitahu tentang keputusan Amerika Serikat.
Batas waktu penarikan pasukan pada 1 Mei mulai tampak semakin kecil kemungkinannya dalam beberapa minggu terakhir, mengingat kurangnya persiapan di lapangan untuk memastikan hal itu dapat dilakukan dengan aman dan bertanggung jawab.
Para pejabat Amerika Serikat juga menyalahkan Taliban karena gagal memenuhi komitmen untuk mengurangi kekerasan dan beberapa telah memperingatkan tentang hubungan Taliban yang terus-menerus dengan al Qaeda.
Saat ini ada sekitar 2.500 tentara Amerika Serikat di Afghanistan, jauh berkurang dibanding jumlah tahun 2011 yang lebih dari 100.000 tentara. Sekitar 2.400 anggota layanan Amerika Serikat telah terbunuh selama konflik Afghanistan dan ribuan lainnya terluka.
Masih belum jelas bagaimana langkah Biden akan berdampak pada pertemuan puncak 10 hari yang direncanakan mulai 24 April tentang Afghanistan di Istanbul yang akan menyertakan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Qatar. Perwakilan Taliban belum berkomitmen untuk hadir.