Hindari Pencemaran Lingkungan, Ini Tips Mengurangi Sampah Plastik di Rumah
Ilustrasi sampah di rumah. (Unsplash).

Bagikan:

DENPASAR – Sampah plastik selalu menjadi masalah utama pencemaran lingkungan karena sifatnya yang tidak mudah terurai. Untuk mengurangi sampah plastik, berbagai upaya telah dijalankan, termasuk pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di Bali dan Jakarta. Langkah tersebut perlu diikuti dan dijalankan dari lingkup terkecil, yaitu rumah.

Membiasakan untuk meminimalisir pemakaian plastik sangat mungkin dilakukan. Meski utopis jika sama sekali tidak memakainya. Itu artinya, ada cara yang perlu dibiasakan di rumah dengan tujuan mengurangi sampah plastik. Anda sudah mencoba cara-cara di bawah ini?

Pakai kantong belanja tidak sekali pakai

Cara pertama ini memang perlu dibiasakan. Pertama, Anda perlu memiliki kantung belanja sendiri. Meski produsen atau penjual kebutuhan sehari-hari selalu menyediakan kantong pembungkus, Anda bisa menolaknya.

Selalu bawa kantong tersebut setiap kali pergi berbelanja. Untuk meminimalisir persebara virus COVID-19, segera bongkar belanjaan, cuci bersih, sekaligus cuci tas kantong belanjaan Anda agar bisa dipakai kembali.

Belanja di bulk store

Bulk store atau dikenal dengan toko kelontong yang menjual kebutuhan dapur secara eceran bisa jadi tempat alternatif untuk belanja. Anda bisa membawa kemasan sendiri, berupa botol kaca untuk minyak, stoples untuk bubuk merica, ketumbar, gula, garam, dan bahkan sampo.

Berbelanja di bulk store bisa disesuaikan jumlahnya. Jika membeli kemasan 1 ons ketumbar terlalu banyak, maka bisa membeli setengahnya sesuai jumlah yang dibutuhkan.

Belanja buah dan sayuran utuh

Alexx Stuart, penulis Low Tox Life, dilansir Homes To Love, Minggu, 14 Agustus, menyarankan untuk belanja sayuran dan buah utuh.

“Setengah melon, labu, kembang kol, kubis, dan pepaya berarti bungkus plastik. Beli utuh dan dapatkan sedikit inspirasi resep untuk memastikan Anda menggunakan semuanya selama seminggu,” saran Stuart.

Jangan buang sampah plastik sembarangan

Di rumah pun, sampah bisa dipilah. Sampah organik disatukan dan dibedakan dengan sampah plastik serta kertas. Sampah plastik yang terkumpul, bisa disetorkan ke platform atau pihak yang mengelola dan membantu recycling sampah plastik.

Mengelola pemakaian kemasan

Apakah Anda lebih sering memanfaatkan pelayanan pesan antar untuk kebutuhan makan di rumah selama pandemi? Setiap penjual tentu mengenakan jenis kemasan yang berbeda-beda. Sangat memungkinkan untuk menghindari pemakaian kemasan yang sulit diolah, misalnya stereofoam.

Selain mengidentifikasi tersebut di atas, Anda perlu mengenali tanda segitiga panah serta kode dalam setiap kemasan plastik. Mengapa? Beberapa kemasan seperti kemasan vitamin, losion, kecap, minuman kemasan, serta produk lain diwajibkan menyertakan kode tersebut pada bagian bawah kemasan.

Tujuannya, agar bisa dipilah mana yang bisa digunakan kembali, dikurangi, atau diolah kembali.

Minimalisir produk kecantikan dengan kemasan

Nicci Kugler, pendiri Nash+Banks, menyarankan untuk memilih produk kecantikan padat tanpa kemasan. Misalnya, memilih produk yang diformulasikan untuk berbagai fungsi, misalnya sampo sekaligus kondisioner, pencuci muka, dan sabun mandi.

Bijak dalam berbelanja pakaian

Kebutuhan paling mendasar manusia antara lain sandang, pangan, dan papan. Ketika kebutuhan pangan sudah mulai dibiasakan untuk less waste, kemudian perhatikan pakaian yang Anda pakai. Cara paling bijak dalam berbelanja pakaian, pilih merek yang berkomitmen untuk meminimalkan jejak plastik.

Langkah pertama, tunda berbelanja pakaian dan identifikasi pakaian Anda di lemari. Jika masih bisa dipakai, mengapa harus membeli baru. Apabila bosan, Anda bisa mengambil langkah kreatif untuk remodeling atau membuat model baru dengan pakaian yang sama.

Artikel ini telah tayang dengan judul Perlu Dibiasakan di Rumah, Begini 7 Cara Mengurangi Sampah Plastik Sekali Pakai.

Selain informasi soal tips mengurangi sampah plastik, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!