DENPASAR – Gede Ganesha, pemuda asal Kabupaten Buleleng, Bali mengampanyekan program bank sampah sebagai upaya penyelamatan lingkungan. Selain itu, program tersebut juga ditujukan untuk mendukung even Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) di Bali.
"Saya memimpin Bank Sampah Galang Panji di Desa Panji, Kecamatan Sukasada dan sudah eksis hampir delapan tahun dengan nasabah berjumlah ratusan orang," katanya di Sukasada, Buleleng, dikutip dari Antara, Selasa, 15 Februari.
BACA JUGA:
Mampu kumpulkan sampah hingga 1 ton per bulan
Awalnya, bank sampah itu diinisiasi hanya oleh dua orang, namun kini mampu mengumpulkan sampah hingga 1 ton setiap bulan. Jumlah tersebut diyakini telah mampu mengurangi volume sampah plastik di desanya.
Pihaknya ingin mengubah pandangan masyarakat mengenai sampah. Masyarakat diberi edukasi agar memiliki pemahaman bahwa sampah mampu menjadi sesuatu yang berguna.
Ia mengatakan ini adalah cara penanggulangan permasalahan sampah dari awal (hulu). Sampah pada umumnya berawal dari rumah tangga kemudian masuk ke tempat pembuangan dan berakhir di tempat pembuangan akhir.
"Sederhananya seperti itu. Bank sampah juga mampu mengumpulkan sampah guna menyelamatkan lingkungan dan alam. Hasil dari uang yang diterima telah menguatkan perekonomian masyarakat. Utamanya mereka yang ekonominya berada di bawah (kekurangan)," tutur dia.
Menurut Ganesha, kehadiran bank sampah memang diawali dan diinisiasi dari kepedulian terhadap lingkungan di daerahnya dan di Pulau Dewata pada umumnya, mengingat masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan, sehingga lingkungan seperti sungai dan sawah terlihat kotor dipenuhi sampah plastik.
"Masyarakat juga terbiasa membakar sampah yang sebenarnya sangat berbahaya untuk kesehatan. Beberapa hal tersebut menjadi pelecut untuk mendirikan bank sampah," katanya.
Sejalan dengan program yang dijalankannya, Ganesha menilai momentum Bali sebagai tuan rumah KTT G20 merupakan saat yang tepat untuk menyelamatkan lingkungan Pulau Dewata yang sedang tidak baik-baik saja.
"Sampah di Bali masih menjadi permasalahan pelik. Saya sering memberikan pendampingan di berbagai daerah, dimana permasalahan sampah masih menjadi momok yang belum terselesaikan secara benar. Bukti nyata sungai-sungai dan laut di Pulau Dewata masih banyak yang dipenuhi sampah," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan, swasta dan masyarakat secara bersama-sama sadar akan dampak buruk sampah dan secara gotong royong melaksanakan program penanggulangan permasalahan tersebut.
"Saya berharap pemerintah mampu membentuk bank sampah di banjar-banjar (dusun) untuk mengurangi sampah di hulu," kata Ganesha.
Selain informasi soal pemuda di Buleleng kampanyekan program bank sampah, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!