Limbah Medis Dibuang Sembarangan di Gianyar: Ada Jarum Suntik hingga Botol Infus
Limbah medis di buang sembarangan di Gianyar. (Dok. Kepolisian).

Bagikan:

DENPASAR – Limbah medis berupa botol, tali infus hingga jarum suntik dibuang sembarangan di Kelurahan Bitera, Kabupaten Gianyar.

Informasi ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Gianyar, AKP Laorens Rajamangapul Heselo.

"Iya, benar memang ada temuan. Kemarin, anggota turun ke TKP," kata Laorens, saat dikonfirmasi Senin, 31 Mei.

Limbah medis yang dibuang sembarangan beratnya 35 kg

Saat ditemukan ada beberapa bungkus plastik yang berisi limbah medis, ada obat, selang infus, perban, kemudian masker. Limbah medis ini dititipkan di RS Sanjiwani, Gianyar, Bali.

"Kami titip di rumah sakit, di penitipan limbah medis di RS Sanjiwani Gianyar. Dari limbah medis itu beratnya sekitar 35 kg saat ditimbang," imbuhnya.

Polisi saat ini menyelidiki pembuang limbah medis sembarangan di jalanan.

"Kami masih masih dalam penyelidikan untuk mengetahui siapa yang membuang itu. Jadi, apakah yang buat itu dari rumah sakit atau bukan kami belum memastikan," ujarnya.

Sementara itu, Gede Bagiada, Lurah Bitera menerangkan, sampah medis itu ditemukan warga pada Sabtu, 29 Mei. Saat dilakukan pengecekan ke lokasi dan ditemukan limbah medis itu terbungkus plastik.

"Itu, sekitar 10 bungkus kantong plastik besar warna kuning," kata Bagiada.

Limbah medis yang ditemukan itu berupa slop tangan, botol dan tali infus, kapas bekas, jarum suntik, pembalut, hingga pembungkus obat-obatan dan ditemukan di jalan yang sepi dekat area persawahan. Dia khawatir limbah medis itu membuat pencemaran.

"Mungkin yang membuang ini pintar, sengaja dibuang di tempat yang sepi dan mungkin saja dilakukan di malam hari," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul Limbah Medis dari Jarum hingga Botol Infus 35 Kg Dibuang Sembarangan di Jalanan Gianyar.

Selain informasi soal limbah medis dibuang sembarangan di Gianyar, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!