DENPASAR - Kolak merupakan makanan khas Indonesia berbahan dasar pisang atau ubi jalar yang direbus dengan santan dan gula. Kolak sedianya adalah hidangan penutup. Akan tetapi, selama bulan Ramadan, Kolak kerap dijadikan sebagai menu takjil atau berbuka puasa, mengapa?
Dikutip dari VOI, Minggu, 3 April, berikut alasan kolak kerap dijadikan sebagai hidangan berbuka puasa.
Pengaruh dari budaya Arab
Seorang sejarawan, Fadly Rahman penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia mencatat bahwa bisa jadi hidangan khas Ramadan, kolak, mendapat pengaruh dari budaya Arab. Secara asal kata, kolak berasal dari kata khalik yang berarti ‘Tuhan pencipta alam semest’.
Kuliner sebagai sarana persebaran agama
Beberapa sejarawan lain juga menyebutkan bahwa kolak bersantan pernah jadi sarana untuk menyebarkan agama Islam. Sumber pasti memang belum ditemukan, papar Fadly, tetapi dilihat dari bahan-bahan pembuatnya merupakan potensi lokal.
Gula aren mudah ditemukan di seluruh penjuru Tanah Air
Pemanis pada kolak pada umumnya dari gula aren. Gula aren sendiri ditemukan sebagai olahan hasil bumi di seluruh Nusantara. Indonesia juga termasuk sebagai pengeskpor gula aren terbesar di dunia.
Bahan yang dipakai fleksibel
Apabila di daerah berkapur, kolak singkong lebih populer dibanding kolak biji salak. Sedangkan di beberapa daerah juga memanen labu kuning saat sepanjang musim. Labu kuning biasanya ditanam saat jeda musim panen padi. Uniknya lagi, tumbuhan ini bisa bertahan hidup di musim kemarau.
Isian kolak lainnya seperti pisang, ubi, kolang-kaling, jagung manis, dan sagu mutiara, mudah sekali ditamukan di Indonesia.
Rasa cenderung manis
Setelah seharian menahan haus dan lapar, gula dalam darah menurun. Ini salah satu alasan kolak adalah hidangan manis dengan berbagai isian yang bermanfaat meningkatkan gula darah. Kadar insulin akan seimbang kembali seiring peningkatan metabolisme dalam tubuh setelah berbuka dengan yang manis.
Tetapi ada yang perlu diingat, bahwa berbuka dengan kolak manis ada batasannya. Apabila Anda memiliki kecenderungan diabetes atau gula darah tinggi, maka pilih gula atau pemanis yang alami.
Menurut ahli, gula aren cenderung aman dan bisa jadi alternatif untuk diabetes sebab memiliki indeks glikemik lebih rendah dibanding gula putih.