Menurut Studi, Hal Ini yang Membuat Pernikahan Langgeng Sampai Kakek-Nenek
Ilustrasi studi tentang trust dalam pernikahan (Unsplash/Toa Heftiba)

Bagikan:

DENPASAR – Menurut sebuah studi, kunci pernikahan langgeng hanya ada satu, yakni trust alias kepercayaan.

Sama halnya dengan membangun sebuah bisnis yang sukses dan menguntungkan, pernikahan juga membutuhkan rasa saling percaya antar pasangan.

Kepercayaan menurun bisa membuat pasangan merasa tak aman dan selalu waspada. Tetapi ketika kepercayaan terbangun kokoh seperti bangunan anti gempa, keraguan akan sirna.

Pernikahan yang sukses berkaitan dengan membangun kepercayaan

Trust atau rasa percaya, menurut peneliti yang telah lebih dari 50 tahun mengamati dan mengkodekan interaksi pasangan, John Gottman dari Universitas Washington, menemukan bahwa hubungan yang sukses berkaitan dengan membangun kepercayaan.

Dikutip VOI BALI dari Psychology Today, Sabtu, 18 Desember, kepercayaan adalah inti dari kemitraan yang sehat. Memperbaikinya jika melemah adalah sebuah keharusan.

 Banyak penelitian mendukung pernyataan ‘kepercayaan adalah kunci dari hubungan langgeng nan bahagia’. Kepercayaan juga salah satu sifat yang dicari dalam diri pasangan dan sebagian besar hubungan tidak akan bertahan tanpa trust.

Dalam salah satu proyeknya, Jason Whiting, Ph.D., profesor di Brigham Young University dan terapis pernikahan serta keluarga berlisensi, mewawancarai beberapa orang wanita yang tinggal di kota dan berpenghasilan rendah. Mereka menghargai kepercayaan dan kesetiaan mengalahkan apapun. Karena tidak menemukan dua aspek tersebut dalam relasi asmaranya, maka mereka memilih tidak menikah. Selain itu beberapa memiliki pengalaman buruk disakiti di masa lalu.

Bagi wanita responden Whiting, kepercayaan sangat dihargai. Menurut Whiting, jika tidak yakin dengan pasangan bisa berisiko menyakiti otak dan benar-benar berada pada posisi siaga sepanjang waktu.

Studi lain dilakukan oleh Sue Johnson, ia meneliti kaitan antara pasangan dan perubahan. Dari studinya ia berkesimpulan bahwa kebutuhan akan hubungan yang aman berkaitan dengan kondisi biologis. Seperti halnya bayi yang bergantung pada pengasuhnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang dewasa masih menginginkan seseorang menganggap dirinya penting.

Tambah Johnson, inilah mengapa orang bereaksi secara dramatis ketika pasangan mengecewakan mereka. Sarannya, alih-alih mundur, lebih baik mencoba bersikap tenang dan berempati sebab ini bisa membantu memperkuat kepercayaan.

Whiting menambahkan, bahkan ketika pasangan tidak merasa jatuh cinta, mereka perlu tahu bahwa hubungan mereka aman dan jujur. Mungkin dalam hubungan tidak mungkin tidak ada pertengkaran. Tetapi pertengkaran tidak akan menghabiskan banyak energi dan bikin stres ketika pasangan memiliki landasan esensial dalam relasinya, yaitu rasa saling percaya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Menurut Studi, Pernikahan Langgeng dan Bahagia Kuncinya Satu: Trust.

Selain informasi soal kunci pernikahan langgeng, simak perkembangan situasi terkini hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!