DENPASAR – Perusahaan farmasi milik BUMN PT Bio Farma (Persero) didorong menjadi hub Vaksin COVID-19 di kawasan Asia Tenggara, terlebih Indonesia sudah bekerja sama dengan China untuk menjadi hub regional produsen vaksin.
Menurut Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, bagi Bio Farma, menjadi hub vaksin COVID-19 di kawasan Asia Tenggara adalah hal yang wajar.
BACA JUGA:
Bio Farma punya reputasi baik
Menurut Toto, fasilitas pabrik vaksin yang dimiliki oleh Bio Farma sebagai induk holding BUMN farmasi telah diakui sebagai produsen vaksin yang lolos sertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
"Pengalaman Bio Farma sebagai produsen vaksin juga sudah lebih dari 100 tahun, sehingga wajar saja reputasi perusahaan ini sangat baik," katanya, dikutip dari Antara, Senin, 7 Juni.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa di sektor BUMN, Indonesia dan China telah menjalin sejumlah kesepakatan penting.
Salah satunya kerja sama menjadikan Indonesia sebagai hub regional untuk produksi vaksin.
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID‑19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menginginkan Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri.
Hal tersebut, kata Erick, dapat dicapai melalui Program Vaksin Merah Putih atau membuka kerja sama dengan produsen vaksin lainnya.
Dia menambahkan sesuai dengan penugasan Kementerian BUMN terus bekerja keras untuk mendapatkan Vaksin Merah Putih melalui bekerja sama dengan lima universitas dan dua lembaga penelitian.
Selain itu Kementerian BUMN juga melakukan terobosan baru di mana Bio Farma melakukan kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat.
Selain informasi soal Bio Farma didorong jadi hub vaksin COVID-19 Asia Tenggara, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!