Bank Indonesia Prediksi Kebutuhan Uang Tunai di Bali hingga Akhir Tahun 2021 Capai Rp2,1 Triliun
Ilustrasi uang tunai. (Istimewa).

Bagikan:

DENPASAR – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Trisno Nugroho memprediksi kebutuhan uang tunai bulanan masyarakat di Bali hingga akhir 2021 mencapai Rp2,1 triliun.

Angka itu tergolong tinggi sebab kebutan uang tunai masyarakat Bali setiap bulan pada periode Januari-November 2021 rata-rata R792 miliar.

"Rata-rata kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali setiap bulan pada periode Januari-November 2021 mencapai Rp792 miliar," kata Trisno, dikutip VOI BALI, Selasa, 28 Desember.

Trisno mengatakan, meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat Bali dikarenakan ada perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Bank Indonesia siapkan uang tunai 1,5 kali dari proyeksi kebutuhan

Menurut Trisno, pihaknya telah menyiapkan uang tunai untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan tersebut, baik dalam jumlah maupun pecahan yang dibutuhkan sebanyak 1,5 kali dari proyeksi kebutuhan hingga akhir tahun 2021.

Secara tahunan, total kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali diperkirakan akan mencapai Rp10,8 triliun.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan uang tunai, jumlah transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sampai dengan Oktober 2021, tercatat jumlah transaksi QRIS mencapai 982 ribu transaksi dengan nominal sebesar Rp75 miliar.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 555 persen (ytd) dari sisi transaksi dan 345 persen (ytd) dari sisi nominal, jika dibandingkan dengan awal tahun 2021 yang tercatat sebesar 150 ribu transaksi dengan nominal Rp17 miliar.

"Peningkatan jumlah transaksi QRIS didukung oleh semakin meluasnya penerimaan pelaku usaha yang telah memanfaatkan kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS," ujar Trisno.

Pada awal Desember 2021, jumlah merchant QRIS tercatat mencapai 388.223 merchant atau tumbuh 122 persen (ytd) dibandingkan awal tahun 2021 yang tercatat sebanyak 174.893 merchant.

Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi baik tunai maupun nontunai, Trisno kembali mengimbau masyarakat untuk selalu meneliti uang yang diterima dengan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang agar terhindar dari kerugian uang yang diragukan keasliannya.

Kemudian selalu merawat uang rupiah dengan 5J, yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan dibasahi dan jangan diremas agar uang selalu dalam kondisi baik.

"Berhati-hati dalam bertransaksi baik secara tunai maupun non-tunai dengan selalu menjaga kerahasiaan informasi pribadi seperti username dan password, pin serta kode OTP (one time password).

Artikel ini telah tayang dengan judul BI: Kebutuhan Uang Tunai di Bali saat Natal-Tahun Baru Capai Rp2,1 Triliun.

Selain informasi soal kebutuhan uang tunai masyarakat Bali hingga ahkir tahun 2021, simak perkembangan situasi terkini hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!