DENPASAR – Bumi disebut berpotensi memiliki cincin seperti Planet Saturnus. Bedanya, cincin tersebut berasal dari sampah yang ditinggalkan oleh program luar angkasa.
Perlu diketahui, cincin Saturnus yang alami, terbuat dari es serta material batu. Sementara maka cincin di sekitar Bumi hampir seluruhnya terbuat dari sampah luar angkasa. Ini bisa terjadi dengan semakin banyak negara yang menjelajah ke luar angkasa setiap dekade. Masalah ini terus menggelembung di luar kendali dan peristiwa baru-baru ini, seperti uji senjata anti-satelit oleh Rusia, hanya memperburuk masalah.
BACA JUGA:
Jadi ancaman astronot
NASA dan pemerintah AS menyalahkan Rusia karena berkontribusi secara signifikan terhadap masalah sampah antariksa dengan melakukan tes yang disebutkan di atas yang dikatakan telah menghasilkan ribuan keping puing orbit dengan berbagai ukuran.
Puing-puing itu sekarang menambah masalah sampah antariksa dan menimbulkan risiko besar bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan satelit di orbit geostasioner. Puing-puing itu juga merupakan ancaman potensial bagi kehidupan astronot dan kosmonot AS, Rusia, dan China yang saat ini berada di luar angkasa.
Dengan puing-puing ruang angkasa menjadi semakin berbahaya bagi peralatan dan manusia, para peneliti sekarang sedang mengerjakan rencana untuk meminimalkan sampah luar angkasa menggunakan magnet.
Sebagai bagian dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, profesor Universitas Utah Jake Abbott dan rekan-rekannya melihat penggunaan magnet untuk menyedot puing-puing daripada menggunakan robot.
Dikutip VOI dari The Salt Lake Tribune, Kamis, 25 November, Abbott mengatakan bahwa menggunakan robot untuk mengumpulkan puing-puing yang berputar tidak praktis karena mereka berpotensi mematahkan lengan robot dan menciptakan lebih banyak puing lagi.
Sebaliknya, magnet akan menjadi solusi yang lebih praktis untuk membersihkan puing-puing luar angkasa tanpa risiko terciptanya sampah lebih lanjut. Menariknya, Abbott mengatakan bahwa magnet akan menjadi solusi yang baik bahkan untuk membersihkan barang-barang yang tidak terbuat dari logam.
Menurut European Space Agency (ESA), ada lebih dari 170 juta keping sampah antariksa yang berukuran lebih dari 1 mm. Sementara yang terbesar dapat merobek satelit menjadi hancur jika terjadi tabrakan. Bahkan potongan terkecil sampah itu dapat menghancurkan sistem penting pada pesawat ruang angkasa.
Hampir semua bagian ini bergerak dan mengorbit Bumi, tetapi banyak dari mereka bahkan jatuh ke Bumi dari waktu ke waktu. Salah satu contohnya adalah sebagian dari kendaraan peluncuran Falcon 9 yang mendarat di sebuah peternakan di Negara Bagian Washington awal tahun ini.
Ahli astrofisika percaya bahwa setidaknya ada 19.000 potongan besar puing-puing luar angkasa di orbit rendah Bumi, yang membentang dari sekitar 120 mil hingga 1.200 mil (200 km hingga 2.000 km) di atas Bumi. Berat gabungan semua sampah antariksa diperkirakan mencapai 7.500 metrik ton, yang setara dengan sekitar 1.100 gajah.
Berbicara dengan The Guardian, Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan bahwa mungkin ada "ratusan ribu" potongan-potongan kecil sampah yang terlalu kecil untuk muncul di radar, tetapi masih menimbulkan kesan yang jelas dan jelas menjadi ancaman saat ini terhadap ISS dan misi luar angkasa di masa depan.
Artikel ini telah tayang dengan judul Bumi Akan Mirip Planet Saturnus, dengan Cincin Sampah Antariksa yang Mengelilingi Orbit.
Selain informasi soal cincin sampah antariksa, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di bali.voi.id. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!