Menyusui Langsung Vs Pompa, Apa Perbedaannya? Begini Jawaban Konselor Laktasi IDAI
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik).

Bagikan:

DENPASAR – Konselor laktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A mengatakan ada perbedaan antara pemberian ASI menggunakan pompa payudara dengan menyusui buah hati secara langsung.

"Alat pompa tidak bisa merangsang produksi ASI. Tetapi kalau ibu mengosongkan ASI dengan mulut bayi maka ini akan merangsang hormon prolaktik yang akan mengalirkan ASI," ujar dia dalam acara daring bertajuk "Bincang-bincang seputar 100% ASI Pasti Melimpah", dikutip VOI dari Antara, Minggu, 2 Mei 2021.

Menyusui langsung bisa merangsang produksi ASI

Wiyarni menyebut, pengosongan payudara melalui proses menyusui bayi dapat merangsang produksi ASI baru. Oleh sebab itu, ibu disarankan menyusui sesering bayi ingin.

Tak hanya itu, ibu dan bayi juga dianjurkan untuk tidur dalam satu ruangan agar bila bayi memberi tanda ingin menyusu ibu bisa langsung memberikan ASI-nya.

"24 jam berinteraksi dengan bayi, dia mendapatkan hormon oksitosin. Kalau oksitosin baik karena ibu happy tetapi tidak menyusui (menyusui terjadwal tidak disarankan) membuat produksi hormon prolaktin terhambat," terang Wiyarni.

Mengenai kelancaran produksi ASI, sebenarnya ada tiga aspek penting yang perlu diketahui oleh ibu menyusui.

Pertama, melakukan kontak kulit ke kulit tanpa gangguan sesering mungkin. Wiyarni menyinggung mitos soal terlalu sering memegang bayi bisa membuatnya bau tangan, padahal ini kesempatan untuk kontak kulit ke kulit sebagai satu rangsangan yang penting untuk membantu produksi ASI.

Kedua, ibu harus merasa nyaman secara fisik dan psikis untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan sebaiknya ibu membekali diri dengan pengetahuan sehingga bisa mengerjakan perlekatan selama proses menyusui.

"Sebelum bayi lahir atau selama kehamilan, ibu atau ayah sudah berkomitmen memberikan ASI eksklusif, karena terkait menyusui optimal dimulai di hari-hari awal. Kalau di pekan pertama kita bisa berikan kesempatan baik berinteraksi dengan bayi, menyusui, merespon tanda bayi tanpa komen di pekan pertama maka Insha Allah menyusuinya optimal," terang Wiyarni.