Menko Luhut: 3T dan Disiplin Prokes Jadi Kunci Penanganan COVID-19 di Bali
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja di Bali. (IST).

Bagikan:

DENPASAR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves)  Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, 3T (testing, tracing, dan treatment) serta disiplin menerapkan protokol kesehatan jadi kunci penanganan COVID-19 di Bali.

Diketahui, Menko Luhut berkunjung ke sejumlah kabupaten/kota di Bali, seperti Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar pada Kamis, 12 Agustus.

Dalam kunjungannya, Menko Luhut meminta masyarakat meningkatkan kediiplinan protokol kesehatan. Menurut dia, hal itu akan berdampak pada citra Bali sebagai destinasi pariwisata internasional, yang akan lebih disorot dalam hal kedisiplinan protokol kesehatan (prokes).

"Mohon untuk upacara keagamaan yang agar sementara ini diredam dan diperketat dulu prokesnya, karena selalu ada laporan setelah acara tersebut angka COVID-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun," kata Menko Luhut, dikutip dari Antara, Jumat, 13 Agustus.

Mitigasi penanganan COVID-19 di Bali belum optimal

Menko Luhut mengungkapkan mitigasi penanganan COVID-19 di Provinsi Bali dinilai masih harus dioptimalkan. Pasalnya, meski tingkat vaksinasi di Pulau Dewata tinggi, namun kasus COVID-19 masih tinggi.

"Bali itu 91 persen sudah vaksin, harusnya sudah bagus. Tapi ini masih stagnan, belum turun, sementara tempat-tempat lain sudah turun," kata Menko Luhut.

Selanjutnya Menko Luhut menegaskan bahwa seluruh kabupaten di Provinsi Bali harus menyediakan isolasi terpusat (isoter) dengan fasilitas lengkap mencakup tempat, persediaan makanan, tenaga kesehatan, fasilitas olahraga dan telemedicine.

"Buleleng saya kira bisa dibuat menjadi model. Dari sekian ratus orang yang sudah masuk isoter, belum ada yang meninggal satupun, success rate-nya tinggi," kata Menko Luhut.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikit memastikan sejauh ini persediaan obat di Bali cukup.

"Kita juga sudah mendapatkan bantuan dari Singapura dan Morowali, dan telah mengirim lebih dari 300 buah oxygen concentrator untuk rumah sakit-rumah sakit di Bali," katanya.

Budi pun menegaskan agar pemerintah Bali tidak perlu ragu-ragu dalam menggencarkan 3T.

"Kalau positif tidak apa-apa, setelah ketahuan langsung dibawa ke isoter supaya tidak menular. Jangan takut tes dan jangan takut melaporkan hasil tes, justru semakin banyak yang melaporkan akan semakin bagus," ujar Menkes Budi Gunadi.

Selain informasi soal kunci penanganan COVID-19 di Bali, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

Terkait