Inggris Prihatin dengan Kasus COVID-19 di India: Menginfeksi 300 Ribu Orang Lebih Per Hari
Pasien COVID-19 India. (UNICEF).

Bagikan:

DENPASAR – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson disebut akan melakukan panggilan video dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi untuk membahas kerja sama penanganan COVID-19 di negara Anak Benua.

Kerja sama ini merupakan bentuk keprihatinan Inggris atas tsunami COVID-19 di India, negara yang termasuk dalam anggota persemakmurannya sejak 15 Agustus 1947 lalu.

Kementerian Kesehatan India mengumumkan 368.147 kasus baru infeksi COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Menjadikan India mencatat pertambahan infeksi harian COVID-19 lebih dari 300 ribu dalam 12 hari terakhir berturut-turut.

Total kini India mencatat 19,93 juta kasus infeksi COVID-19. Sementara untuk angka kematian, India melaporkan 3.417 kasus kemarin 24 jam terakhir, menjadikan India mencatat 218.959 kematian, melansir Reuters, Senin 3 Mei.

Setelah pekan lalu mengirimkan tenaga medis, pasokan oksigen dan ventilator. Pemerintah Inggris akan mengirimkan tambahan bantuan untuk India, seperti 1.000 ventilator serta mengirimkan kelompok penasihat penanganan COVID-19.

"Perdana Menteri Inggris Boris Johnson direncanakan akan melakukan panggilan video dengan Perdana Menteri India Narenda Modi, untuk membahas kerja sama lebih lanjut kedua negara dalam penanganan COVID-19, Selasa besok," sebut Pemerintah Inggris seperti melansir Euronews.

Krisis oksigen perparah kasus COVID-19 di India 

India sendiri memperpanjang penguncian selama seminggu untuk menekan laju infeksi COVID-19, di tengah krisis oksigen yang memperparah tsunami COVID-19 di India.

Otoritas New Delhi mengancam akan menghukum pejabat pemerintah yang gagal mengirimkan pasokan oksigen, karena India terus memerangi gelombang virus corona yang menghancurkan menyebabkan banyak kematian dan rumah sakit penuh.

Langkah ini dilakukan, ditengah perjuangan rumah sakit untuk mengamankan pasokan oksigen yang stabil. Beberapa otoritas rumah sakit meminta intervensi pengadilan karena kurangnya persediaan oksigen.

Pemerintah India menggunakan rel kereta api, angkatan udara dan angkatan laut untuk membawa pasokan oksigen ke daerah yang paling parah terkena dampak.

"Ini sudah melampaui batas. Cukup, cukup. Kami akan mulai menghukum pejabat pemerintah jika pasokan oksigen yang dialokasikan ke rumah sakit tidak terkirim. "Kami tidak bisa membiarkan orang sekarat," kata Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Patil dari Pengadilan Tinggi New Delhi

Untuk mendukung penanganan COVID-19, Pemerintah India sudah melibatkan militer. Pemerintah PM Narendra Modi memberikan kekuatan keuangan darurat kepada tentara, untuk mendirikan fasilitas karantina dan rumah sakit baru, serta untuk membeli peralatan.

Militer membuka rumah sakitnya untuk warga sipil dalam upaya putus asa untuk mengendalikan krisis kemanusiaan besar-besaran. Militer juga memanggil 600 dokter yang telah pensiun dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Angkatan Laut mengerahkan 200 asisten perawat di rumah sakit sipil.

Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul India 12 Hari Berturut-turut Catat Kasus Infeksi harian COVID-19 di Atas 300 Ribu, Inggris Prihatin.