Berita Bali Terkini: Warga Intaran-Denpasar Tolak Pembangunan Terminal LNG di kawasan Mangrove
Demo penolakan pembangunan LNG di kawasan Mangrove (Antara).

Bagikan:

DENPASAR - Warga Desa Adat Intaran, Denpasar menolak proyek pembangunan Terminal LNG (Liquefied Natural Gas). Mereka menggelar aksi protes karena terminal gas alam cair dibangun di kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai.

Aksi protes digelar di Kawasan Mangrove, Muntig Siokan, Denpasar, Bali pada Minggu, 19 Juni. Warga Desa Adat Intara memasang baliho penolakan pembangunan LNG sambil mengarak ogoh-ogoh. 

"Kita harus paham dengan adanya Terminal LNG di Kawasan Mangrove akan mengorbankan terumbu karang," kata Bendesa Adat Intaran I Gusti Agung Alit Kencana di sela-sela orasi, dikutip dari Antara, Senin, 20 Juni. 

Pembangunan LNG berikan dampak negatif terhadap sektor pariwisata

Saat ratusan warga Desa Adat Intaran melakukan pemasangan baliho penolakan, Bendesa Adat memastikan tujuannya bukan untuk melawan pemerintah.

"Yang menjadi penolakan adalah lokasinya, LNG itu bagus energi bersih, tapi seharusnya di Benoa. Kami tidak pernah melawan pemerintah selama sejalan dengan alam," ujarnya.

Dalam orasinya, Bendesa Adat Alit Kencana menyebut bahwa masyarakat belum lama melakukan penanaman terumbu karang, begitu pula penanaman mangrove saat GPDRR Mei lalu.

Alit mengetahui rencana Presiden Jokowi yang akan melakukan penanaman mangrove seluas 600 ribu hektare dalam rangka Presidensi G20 di Bali.

Rencana pemindahan lokasi Terminal LNG dari semula Pelabuhan Benoa dinilai akan memberi imbas negatif, khususnya bagi pariwisata di Muntig Siokan.

"Kawasan kita adalah kawasan pariwisata, tidak harus membangun Terminal LNG, bisa dengan membangun sarana penunjang pariwisata," kata Alit Kencana.

Masyarakat yang hadir setuju ketika Bendesa Adat mengatakan bahwa kawasan tersebut harus dijaga, karena selama ini mereka lahir dan dibesarkan disana, pun juga demi anak cucunya nanti.

Ia turut menjelaskan rencana pembangunan terminal ini akan mengeruk 3,3 juta meter kubik lahan untuk memasukan tank, dan membabat 14 hektare hutan mangrove yang selama ini membantu dalam mencegah abrasi.

Selain itu, warga juga mempertimbangkan Pura yang akan terimbas pembangunan. Setidaknya enam pura sedang dipertahankan, yaitu Pura Dalem Pengembak, Pura Sukamerta, Pura Tirta Empul, Pura Merta Sari, Pura Campuhan, dan Pura Kayu Penyeneng.

Selain informasi soal warga Intaran tolak pembangunan LNGdi kawasan Mangrove, simak berita Bali terkini untuk berita paling update di wilayah Bali.