BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrem di Bali
Ilustrasi. (Pixabay).

Bagikan:

DENPASAR – Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto mengungkap penyebab cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian wilayah Bali.

Dwi mengatakan, cuaca ekstrem tersebut merupakan dampak dari peningkatan kecepatan angin yang terekam Automatic Weather Station (AWS) di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Angin kencang terekam dari AWS Ketapang dan Banyuwangi data realtime. Iya, karena faktor angin juga," kata Dwi, dikutip VOI BALI, Selasa, 22 Desember.

Penyebab kecepatan angin meningkat

Kondisi ini juga dampak dari cuaca ekstreem dan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur. Sementara dari hasil analisis, kecepatan angin disebabkan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Jawa Tengah.

Sirkulasi siklonik ini disebabkan pusat atmosfer bertekanan rendah di Laut Jawa sebelah Utara Jawa Tengah, sehingga menarik udara di wilayah sekitar Jawa Timur.  Seperti putaran gasing yang masuk ke dalam atau menuju sumbunya, dalam hal ini pusatnya ada di laut Jawa dan hal itu menyebabkan peningkatan angin di wilayah Jawa Timur.

Namun, sebagai catatan aliran siklonik ini masih kategori pusat atmosfer bertekanan rendah bahkan berbeda dengan siklon tropis yang memiliki pusat tekanan sangat rendah dengan dampak yang lebih parah.

Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi peningkatan angin dan peningkatan potensi hujan sedang, lebat, disertai petir di wilayah Jawa Timur dalam dua atau tiga hari kedepan.

"Iya sama itu (untuk di Selat Bali), akibat adanya pusat atmosfer bertekanan rendah di laut Jawa sebelah utara Jawa Tengah," ujar Dwi.

Artikel ini telah tayang dengan judul Sirkulasi Siklonik Penyebab Cuaca Ekstrem di Selat Bali.

Selain informasi soal penyebab cuaca ekstrem di Bali, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi