JAKARTA – Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sepakat membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk Afghanistan, mengingat jutaan masyarakat di negara tersebut tengah menghadapi kelaparan di tengah musim dingin yang keras.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan memperingatkan bakal ada kekacauan di Afghanistan jika keadaan buruk tidak segera ditangani. Terlebih, negara-negara barat enggan membantu Afghanistan karena wilayah tersebut dikuasi Taliban pada Agustus silam.
BACA JUGA:
"Kecuali tindakan diambil segera, Afghanistan menuju kekacauan," Perdana Menteri Imran Khan mengatakan pada pertemuan para menteri luar negeri dari OKI di Islamabad, dikutip VOI BALI dari Reuters, Senin, 20 Desember.
Afghanistan diizinkan akses dana cadangan
Dana perwalian, yang diumumkan oleh Menteri Nuar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, akan didirikan di bawah naungan Bank Pembangunan Islam.
Mengizinkan Afghanistan mengakses cadangan yang dibekukan di luar negeri akan menjadi kunci untuk mencegah keruntuhan ekonomi, para peserta dalam pertemuan itu, yang termasuk perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Tetapi, tidak jelas berapa banyak dana yang akan ditampung dan pertemuan itu tidak memberikan pengakuan resmi kepada pemerintah Taliban.
Sementara itu, Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengatakan, pemerintah telah memulihkan perdamaian dan keamanan, berbuat banyak untuk mengatasi tuntutan agar lebih inklusif dengan menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan.
"Semua harus mengakui bahwa isolasi politik Afghanistan tidak bermanfaat bagi siapa pun, oleh karena itu sangat penting bahwa semua mendukung stabilitas yang ada dan mendukungnya baik secara politik maupun ekonomi," terangnya.
Para pejabat Taliban sebelumnya telah meminta bantuan untuk membangun kembali ekonomi Afghanistan yang hancur, sekaligus untuk memberi makan lebih dari 20 juta orang yang terancam kelaparan.
Beberapa negara dan organisasi bantuan telah mulai memberikan bantuan, tetapi sistem perbankan negara yang hampir runtuh telah memperumit pekerjaan mereka.
Qureshi, mengatakan membuka saluran keuangan dan perbankan sangat penting "karena ekonomi tidak dapat berfungsi dan orang tidak dapat terbantu tanpa sistem perbankan."
Skala tantangan telah digarisbawahi oleh kerumunan orang yang berkumpul di luar kantor paspor yang baru dibuka kembali di Kabul, di mana ratusan orang mengantri untuk mendapatkan paspor yang memungkinkan mereka meninggalkan negara itu.
Di luar bantuan langsung, Afghanistan membutuhkan bantuan untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang. Banyak yang akan tergantung pada apakah Washington bersedia mencairkan miliaran dolar dalam cadangan bank sentral, mencabut sanksi yang telah menyebabkan banyak lembaga dan pemerintah menghindar dari hubungan langsung dengan Taliban.
Muttaqi mengatakan, Taliban tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan ke negara lain. Dan, dia mengatakan tidak ada pembalasan yang akan dilakukan terhadap pejabat pemerintah sebelumnya.
Tetapi, Taliban telah menghadapi kritik keras karena membuat perempuan dan anak perempuan keluar dari pekerjaan dan pendidikan dan mengecualikan sebagian besar masyarakat Afghanistan dari pemerintah. Mereka juga dituduh menginjak-injak hak asasi manusia dan, terlepas dari janji amnesti mereka, menargetkan pejabat dari pemerintahan sebelumnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul OKI Janjikan Bantuan Dana Perwalian Kemanusiaan, PM Pakistan: Afghanistan Menuju Kekacauan.
Selain informasi soal negaraa-negara OKI sepakat bentuk dana perwalian untuk bantu Afghanistan, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!