Penelitian Terbaru: Aspirin Mampu Lindungi Paru-paru Pasien COVID-19 & Turunkan Risiko Kematian
Ilustrasi aspirin. (Wikimedia Commons/Ragesoss)

Bagikan:

DENPASAR – Baru-baru ini, para peneliti dari Universitas George Washington menemukan bahwa asam asetilsalisilat alias aspirin yang biasa digunakan untuk mengobati nyeri, peradangan, dan demam, ternyata bisa digunakan untuk melindungi paru-paru pasien COVID-19 serta meminimalkan kebutuhan akan ventilasi mekanis.

Aspirin kurangi risiko kematian COVID-19

Tim menyelidiki lebih dari 400 pasien COVID-19 dari rumah sakit di seluruh Amerika Serikat yang menggunakan aspirin yang tidak terkait dengan penyakit COVID-19 mereka, dan menemukan bahwa pengobatan tersebut mengurangi risiko beberapa parameter hingga hampir setengahnya; mencapai ventilasi mekanis sebesar 44 persen, masuk ICU sebesar 43 persen dan kematian di rumah sakit secara keseluruhan sebesar 47 persen.

"Ketika kami mengetahui tentang hubungan antara pembekuan darah dan COVID-19, kami tahu bahwa aspirin, yang digunakan untuk mencegah stroke dan serangan jantung, dapat menjadi penting bagi pasien COVID-19," terang Dr. Jonathan Chow dari tim studi, seperti mengutip The Jerusalem Post.

"Penelitian kami menemukan hubungan antara aspirin dosis rendah dan penurunan keparahan COVID-19 dan kematian," sambungnya.

Aspirin dosis rendah adalah pengobatan umum untuk siapa saja yang menderita masalah pembekuan darah atau dalam bahaya stroke, termasuk kebanyakan orang yang mengalami serangan jantung atau infark miokard.

Meskipun mempengaruhi sistem pernapasan, virus corona telah dikaitkan dengan pembekuan pembuluh darah kecil, menyebabkan penyumbatan kecil pada sistem darah paru yang mengarah ke ARDS, sindrom gangguan pernapasan akut.

Terpisah, peneliti Israel mencapai hasil yang sama dalam uji coba awal di Barzilai Medical Center pada bulan Maret. Selain efeknya pada pembekuan darah, mereka menemukan aspirin membawa manfaat imunologis dan kelompok yang meminumnya memiliki kemungkinan 29% lebih kecil untuk terinfeksi virus.

"Aspirin berbiaya rendah, mudah diakses dan jutaan orang telah menggunakannya untuk mengobati kondisi kesehatan mereka," terang Chow.

"Menemukan asosiasi ini adalah kemenangan besar bagi mereka yang ingin mengurangi risiko dari beberapa efek paling buruk dari COVID-19," lanjutnya.

Untuk diketahui, Aspirin, walaupun memiliki efek substansial dalam mengurangi pembekuan darah, juga dapat menyebabkan gangguan perdarahan dan tukak lambung dan memiliki efek samping yang berbahaya pada pasien yang pengobatannya tidak diindikasikan.

Artikel ini telah tayang dengan judul Ilmuwan Temukan Aspirin Mampu Kurangi Risiko Kebutuhan Ventilasi hingga Kematian Akibat COVID-19.

Selain informasi soal aspirin, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!