Pemprov Bali Minta Pelaku Pariwisata Lebih Optimal Garap Pasar Domestik
Ilustrasi. (Antara).

Bagikan:

DENPASAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meminta para pelaku pariwisata agar lebih optimal menggarap pasar wisatawan domestik, mengingat kasus COVID-19 di luar negeri masih fluktuatif.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokroda Oka Artha Ardhana Sukawati di Denpasar, Rabu, 2 Juni.

"Merujuk pada data, setiap tahunnya tercatat 11 hingga 12 juta orang Indonesia berwisata ke luar negeri. Kalau setengahnya saja bisa kita garap, ini akan berdampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata," kata Cok Ace, sapaan akrab Wagub Bali, dikutip dari Antara, Kamis, 3 Juni. 

Oleh karena itu, dalam acara Meet and Greet Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) se-Indonesia yang dilaksanakan secara daring tersebut, ia mengajak jajaran BPPD bersatu membuat terobosan dalam menggarap wisatawan domestik.

"Kita jaga optimisme pelaku pariwisata, semangat mereka tak boleh padam. Jika semangat mereka sampai padam, akan terjadi kerusakan permanen yang akan sangat sulit diperbaiki," ucapnya.

Pemprov Bali dukung program pemerintah genjot pariwisata Pulau Dewata

Cok Ace pun berharap, kunjungan sejumlah menteri ke Pulau Dewata untuk melihat langsung kondisi setempat, menjadi angin segar bagi pariwisata Bali, khususnya dalam menggenjot pasar domestik.

Masih terkait dengan upaya pemulihan pariwisata Bali, Kemenko Kemaritiman dan Investasi pun juga mengagas program Work from Bali.

Kendati belum signifikan berpengaruh pada tingkat hunian kamar hotel di Bali yang jumlahnya mencapai 150 ribu, menurutnya upaya ini patut diapresiasi.

"Paling tidak, kita menunjukkan kepada wisatawan bahwa Bali masih nyaman untuk dikunjungi. Ini penting untuk memulihkan kepercayaan wisatawan, khususnya domestik," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Dalam kesempatan itu, Cok Ace juga mengajak Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) se-Indonesia bersinergi dalam upaya pemulihan pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi COVID-19.

"Pandemi tak hanya menimbulkan dampak bagi sektor kesehatan, namun berimbas pula pada bidang ekonomi, sosial budaya hingga keamanan," ujarnya.

Menggarisbawahi bidang ekonomi, Cok Ace menyebut Bali mengalami dampak paling parah karena pertumbuhan ekonominya sangat bergantung pada sektor pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi.

Hingga triwulan I-2021, pertumbuhan ekonomi Bali masih mengalami kontraksi sebesar minus 9,85 persen, meskipun sudah sedikit melandai dibandingkan triwulan IV-2020 sebesar minus 12,21 persen.

Di sisi lain, lanjut dia, merujuk hasil survei Kementerian Kesehatan, Bali dinobatkan sebagai provinsi paling taat pakai masker. Selain peningkatan disiplin penerapan protokol kesehatan, Bali juga menggenjot program vaksinasi COVID-19 yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

Selain informasi soal Pemprov Bali minta pelaku pariwisata lebih optimal garap pasar domestik, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!