DENPASAR – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar terbuka dan transparan soal tes wawasan kebangsaan sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara.
Pernyataan tersebut disampaikan Arsul setelah ada sejumlaj pegawai yang dinyatakan tidak lolos, termasuk penyidik senior Novel Baswedan. Situasi ini memunculkan dugaan-dugaan. Salah satunya, upaya untuk menjegal penyidik tertentu.
BACA JUGA:
“Munculnya isu proses alih status pegawai KPK menjadi pegawai ASN dipergunakan untuk menyingkirkan sejumlah orang tertentu, karena proses tersebut tampaknya tidak cukup transparan,” ujar Arsul, Rabu, 5 Mei.
PPP tagih penjelasan proses alih pegawai KPK
Arsul menyebut, tes ASN tersebut diiringi dengan informasi yang terbuka dan detail. Bahkan, penyelenggara juga harus mengakomodasi pertanyaan pegawai KPK soal tes wawasan kebangsaan itu.
Apabila transparan, jelas Arsul, maka tuduhan menjegal seseorang akan lebih dapat diminimalisir.
"Karena itu, kami meminta kepada KPK dan juga instansi terkait dengan proses alih status pegawai KPK seperti BKN (Badan Kepegawaian Nasional) dan KemenPAN-RB untuk menjelaskan baik kepada pegawai KPK yang mengikuti maupun publik mengenai seluruh proses, tahapan dan sistem penilaian atau evaluasi yang diterapkan,” terang legislator Jawa Tengah itu.
Wakil ketua MPR Fraksi PPP itu pun menyakini kecurigaan publik dapat diredam jika proses tes alih status pegawai KPK dilakukan transparan. Sebaliknya, jika tidak ada transparansi maka ada potensi muncul prasangka negatif.
“Ketiadaan transparansi atau penjelasan di publik akan memberi ruang untuk berkembangnya prasangka-prasangka negatif. Bukan saja terhadap KPK, tapi juga pemerintahan Presiden Jokowi,” tandas Arsul Sani.
Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul Novel Dkk Tak Lolos Tes ASN, PPP: Prosesnya Tak Cukup Transparan.
Selain informasi soal Novel Baswedan tak lolos alih status pegawai KPK, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!