DENPASAR – Kasus COViD-19 di India kembali memecahkan rekor setelah sebelumnya sempat turun selama dua hari. Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 360.960 orang terinfeksi virus corona SARS CoV-2 penyabab penyakit COVID-19.
Pada Senin, 26 April 2021, kasus infeksi harian di negera ‘Anak Benua’ mencapai 352.991 kasus. Sedangkan, jumlah kematian akibat COVID-19 di India telah tembus 201.187 orang dengan total kasus infeksi lebih dari 18 juta kasus.
BACA JUGA:
Kondisi yang dikhawatirkan otoritas kesehatan, para dokter, pengamat kesehatan hingga masyarakat. Sistem kesehatan India mendekati beban puncak, rumah sakit tidak memiliki ruang untuk merawat pasien COVID-19.
Banyak pasien COVID-19 ditolak rumah sakit
Banyak pasien terpaksa ditolak layanan kesehatan, sehingga mereka meninggal di rumah, ambulans, kendaraan bahkan di luar klinik. Krisis oksigen kian memperburuk tsunami COVID-19 di India.
Presiden Asosiasi Medis India tingkat negara bagian, Dr. Hiral Shah, mengatakan, di Kota Surat, Negara Bagian Gujarat, hamper 150 orang ditolak dari rumah sakit setiap hari.
"Rumah sakit kami kewalahan dengan populasi kami sendiri dan kami kehabisan oksigen sehingga kami tidak dapat menerima mereka yang datang dari daerah sekitar," katanya, dikutip VOI dari CNN.
"Pasokan (oksigen) tidak pasti, rumah sakit tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini atau besok," imbuhnya.
Di sisi lain, para ilmuwan masih melakukan pengurutan genom pada varian India, dan tidak ada data resmi yang dipublikasikan, yang berarti masih belum diketahui secara pasti seberapa menular varian itu, atau risiko tambahan apa yang mungkin ditimbulkannya.
Akan tetapi, mengingat kecepatan dan parahnya gelombang kedua telah menghancurkan India, negara-negara tidak mau mengambil risiko, dengan banyak yang menerapkan larangan perjalanan dan menangguhkan penerbangan dari India.
Negara tetangga mulai waspada
Negara-negara yang berbagi perbatasan dengan India pun mewaspadai kondisi ini, seperti Pakistan, Nepal, Myanmar, Bhutan dan Bangladesh. Sejumlah perbatasan relatif tidak ketat, dengan masyarakat sering melintas untuk aktivitas sehari-hari.
Nepal, yang berbatasan dengan timur laut India, telah melihat jumlah kasus mulai menurun pada bulan Februari, dengan kasus yang baru diidentifikasi berkisar antara 50 hingga 100 setiap hari.
Tetapi, infeksi meletus pada pertengahan April ketika gelombang kedua di India semakin cepat dan kasus harian sekarang mencapai ribuan. Wabah sejauh ini berpusat di ibu kota Kathmandu dan Nepalgunj di Provinsi Lumbini.
"Peningkatan kasus sebagian disebabkan oleh orang Nepal yang kembali dari India, kata Dr. Krishna Prasad Poudel, direktur Divisi Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Nepal
Baca terus VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!