JAKARTA - Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal memprediksi ekonomi Indonesia bakal tumbuh di kisaran 4 hingga 5 persen pada tahun 2022 asalkan tidak ada lonjakan kasus COVID-19.
Menurut Faisal, pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja sejumlah indikator ekonomi yang jauh lebih baik ketimbang tahun ini.
BACA JUGA:
Ekonomi Indonesia dibayangi peyebaran COVID-19 varian Omicron
Meski diprediksi tumbuh, ekonomi Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian global, terutama oleh penyebaran COVID-19 varian Omicron.
Faisal mengatakan bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan CORE Indonesia, berada di bawah prediksi pertumbuhan ekonomi pemerintah yang diangka 5,2 persen.
"Untuk tahun 2022 kami telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan tumbuh sebesar 4-5 persen dan potensi tumbuh di 2022 lebih bagus," tuturnya dalam acara 'Refleksi Ekonomi Akhir Tahun CORE', dikutip VOI BALI, Kamis, 30 Desember.
Faisal mengatakan proyeksi tersebut dibuat dengan asumsi pengendalian pandemi COVID-19 di Tanah Air relatif bagus. Sehingga, masyarakat tidak menahan mobilitasnya seperti yang terjadi di pertengahan 2021.
"Yang kedua, tidak ada lonjakan kasus di luar ekspektasi dari varian omicron," tuturnya.
Menurut Faisal, sebetulnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun pun bisa lebih tinggi, namun tertahan oleh beberapa kebijakan pemerintah yang berusaha mengembalikan defisit di angka 4 persen. Seperti penurunan drastis anggaran pembangunan ekonomi nasional (PEN).
"Tetapi jangan lupa juga ada beberapa kebijakan di 2022 yang berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi untuk lebih tinggi, karena secara fisik arahnya sudah lebih ketat, defisitnya sudah lebih rendah dan belanjanya sudah lebih dikurangi," ucapnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5 Persen di 2022, dengan Asumsi Tidak Ada Lonjakan Kasus COVID-19.
Selain informasi soal ekonomi Indonesia, simak perkembangan situasi terkini hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!