JAKARTA – Marhaban ya Ramadan, bulan di mana seluruh umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Hampir sepekan para muslimin/muslimah telah melalui aktivitas sehari-hari tanpa makan dan minum, mulai dari fajar hingga matahari terbenam.
Kondisi tubuh pada momen puasa ini memang dipaksa untuk beradaptasi. Perubahan ini dapat memengaruhi sistem pencernaan. Jika tidak dijaga dengan baik, dapat menyebabkan masalah seperti sembelit, asam lambung (gerd), dan perut kembung. Oleh karena itu, para ahli kesehatan memberikan sejumlah rekomendasi agar masyarakat tetap menjaga kesehatan pencernaan selama berpuasa.
Menurut para ahli kesehatan, salah satunya dokter umum Fully menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Arab Saudi, justru puasa Ramadan dapat menurunkan gejala asam lambung. Dengan berpuasa, lambung akan cenderung kosong. Hal ini menimbulkan tekanan pada lower esophageal sphincter (LES) menurun dan berpotensi meminimalisasi refluks asam lambung. Artinya, kondisi di mana penderita gerd tidak akan merasakan nyeri ulu hati.
“Beberapa peneliti menyebutkan puasa dapat membantu proses pengosongan lambung. Dengan begitu mengurangi kemungkinan asam lambung untuk menetap di esofagus (kerongkongan),” katanya kepada VOI Insight, Rabu, 5 Maret.
BACA JUGA:
Manfaat puasa, lanjut Fully, dapat menurunkan hormon ghrelin atau hormon yang memicu rasa lapar yang akan menyebabkan penurunan produksi asam lambung. Selain itu, puasa memicu terbentuknya hormon Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) merupakan hormon yang diproduksi di usus dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah, memperlambat pencernaan, dan mengontrol nafsu makan. “Dengan begitu menurunkan kemungkinan terjadinya refluks asam lambung,” jelasnya.
Apalagi puasa ini juga mampu menurunkan berat badan sehingga dampaknya akan mengurangi tekanan terhadap lower esophageal sphincter (katup otot yang terletak di antara kerongkongan atau esofagus dan lambung). “Ini merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit gerd pada individu yang memiliki obesitas,” ujar Fully.
Selain asam lambung, saat berpuasa akan mengalami sembelit. Kata Fully, hal itu disebabkan oleh berkurangnya intake serat, kurang minum (dehidrasi), dan imobilitas atau kurangnya aktivitas fisik. “Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konstipasi (sembelit) selama bulan Ramadan adalah cukupi kebutuhan minum dalam sehari pada saat buka dan sahur yaitu 13 gelas untuk laki-laki dan 9 gelas untuk perempuan. Perbanyak aktivitas fisik dan makanan tinggi serat saat berbuka dan sahur,” saran dia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam berpendapat, pekan pertama menjalani puasa, orang yang memiliki riwayat asam lambung dan maag akan mengalami kambuh lantaran adanya pengosongan lambung hingga 14 jam.
“Tapi biasanya, kalau sudah diantisipasi dari awal dengan mengonsumsi obat-obat penekan kondisi asam lambung biasanya ini (puasa) bisa dilalui dengan baik. Di satu sisi, kondisi ini biasanya hanya berlangsung pada 7 sampai 10 hari pertama (Ramadan), setelah itu pasien-pasien sakit maag akan mengalami perbaikan,” papar Ari.
“Kenapa? Karena makannya menjadi teratur, kemudian dia jadi lebih tenang. Kemudian juga mengurangi konsumsi makanan yang mengganggu, seperti cokelat, keju, kemudian juga kalau dia perokok berkurang asap rokok, kalau dia kopi juga mengurangi (konsumsi) kopi,” lanjut dia.
Begitu pula dengan buang air besar (BAB), selama puasa pasti ada saja orang mengalami ketidaklancaran. Tak lain, kurangnya mengonsumsi cairan untuk tubuh. “Jadi, selama puasa harus tetap mengonsumsi cairan delapan gelas satu hari, itu diatur sedemikian rupa sehingga jumlah cairan itu cukup sehingga dia tidak mengalami gangguan buang air besar,” saran Ari.
8 Penyakit Bakal “Kabur” dengan Puasa
Dilansir dari situs resmi Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI) menyebutkan, manfaat puasa terutama selama Ramadan dapat mengurangi penyakit terutama saluran pencernaan. Pasalnya, puasa memiliki manfaat untuk membersihkan toksin dari tubuh.
Sistem pencernaan selama puasa juga diberikan waktu istirahat sehingga terjadinya pemulihan sel-sel yang diperlukan. Di sisi lain, jadwal makan jadi lebih teratur yakni sahur dan berbuka serta cenderung mengurangi frekuensi merokok dan minum kopi yang menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan saluran pencernaan. Adapun 8 penyakit bakal sembuh saat melakukan puasa yaitu:
1. Gastroesophageal reflux disease (Gerd)
Bagi yang memiliki riwayat penyakit ini, puasa dapat membantu mengurangi gejala karena berkurangnya jumlah asam yang diproduksi oleh lambung. Hal ini akan memberi kesempatan pada saluran cerna bagian atas terutama dari kerongkongan hingga lambung untuk pemulihan.
2. Ulkus peptikum
Penyakit dimana terdapat luka pada dinding lambung atau usus dua belas jari, dengan berpuasa dapat membantu meringankan gejala ini.
3. Kolitis ulseratif
Secara medis merupakan kondisi terjadinya peradangan kronis pada dinding usus besar dan rektum. Tentunya, berpuasa dapat membantu mengurangi gejala tersebut karena memberikan waktu pada usus besar untuk beristirahat.
4. Sindrom iritasi usus besar
Contoh penyakitnya seperti perut kembung, diare, atau sembelit. Berpuasa dapat memberikan waktu sistem pencernaan untuk melakukan regulasi ulang dan mengurangi gejala-gejala pencernaan selama ini dialami.
Apalagi orang yang berpuasa dipastikan harus mampu menahan emosi serta hawa nafsu. Dengan adanya pengendalian diri ini maka stres salah satu pemicu timbulnya iritasi usus besar dapat ditekan sehingga kualitas hidup dapat lebih baik.
5. Hipertensi
Puasa apalagi selama Ramadan, ternyata dapat membantu menurunkan tekanan darah karena saat berpuasa tubuh mengalami penurunan konsumsi garam sehingga membantu menurunkan kadar osmolaliltas dan tekanan darah secara alami.
6. Diabetes tipe-2
Manfaat dari puasa dapat mengurangi kadar gula darah sehingga tubuh kita menggunakan cadangan gula yang disimpan dalam hati dan otot.

7. Kolesterol dan penyakit jantung
Di dalam darah terdapat salah satu jenis kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) atau lemak jahat yang dapat menyumbat pembuluh darah. Ada banyak studi yang telah membuktikan bahwa puasa dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan meningkatkan HDL atau kolestrol baik di dalam tubuh. Apalagi puasanya dilakukan secara teratur maka dampaknya juga positif terhadap kesehatan jantung.
8. Migrain
Lagi-lagi studi menunjukkan berpuasa dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas migrain. Sebab ketika berpuasa, tubuh kita akan menghasilkan lebih banyak hormon serotonin yang dapat membantu meredakan dan menghilangkan sakit kepala.
Tips Ampuh Atasi Gangguan Pencernaan Selama Puasa Ramadan
Setelah tahu penjelasan manfaat serta penyakit yang bakal membaik karena berpuasa, kali ini simak tipsnya dari para pakar kesehatan agar saluran pencernaan tetap aman dan lancar selama puasa Ramadan.
Pertama, hidrasi tubuh dengan baik tentunya minum air yang cukup. Dianjurkan minum air 6-8 gelas per hari saat sahur dan berbuka puasa. Hindari minum-minuman mengandung glukosa atau perisa manis.
Kedua, jangan lupa para umat Islam yang sedang menjalankan ibadan puasa wajib konsumsi makanan bergizi dan tinggi serat.
Ketiga, meski saat puasa konsumsi makan dan minum terhenti dari fajar hingga matahari terbenam namun olahraga mesti dilakukan secara rutin agar tubuh tidak merasa lemas.
Keempat, sahur dan buka dengan porsi secukupnya dan pilih makanan yang tidak menyebabkan gangguan pencernaan.
Kelima, hindari makanan yang dapat memicu penyakit yang diidap. Misal kalau sakit maag malah makan-makanan pedas dan asam.
Keenam, upayakan makan malam jangan terlalu dekat dengan waktu tidur (minimal 3 jam)