DENPASAR – Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan memanfaatkan teknologi penyimpanan data digital alias blolckchain untuk membantu seniman di Denpasar. Salah satunya melalui Non Fungibel Token (NFT) yang bisa mengakomodasi konten kreator serta seniman memasarkan aneka karya foto, video, lukisan, animasi dan lain sebagainya.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara saat bertatap muka dengan CEO Kepeng.io di Denpasar, Kamis mengatakan pihaknya menyambut baik pengembangan teknologi Blockchain beserta NFT yang akan mengakomodasi sumber daya kreatif di Kota Denpasar untuk semakin mengglobal.
BACA JUGA:
"Melihat potensi pegiat kreatif di Kota Denpasar sangat besar dan banyak potensi yang dapat digali darinya. Apalagi melihat banyak keterbatasan seniman/konten kreator berkarya di masa pandemi. Hal ini bisa menjadi solusi. Pengembangan ekonomi kreatif harus dijadikan salah satu landasan pembangunan kota untuk bergerak ke depan," ujar Jaya Negara.
Bekraf Denpasar bakal eksplorasi teknologi blockchain
Melihat hal tersebut, kata Jaya Negara, melalui Badan Kreatif Denpasar akan melakukan eksplorasi implementasi teknologi Blockchain di Denpasar. Eksplorasi ini meliputi pengembangan kanal ekonomi kreatif baru, perlindungan karya cipta seniman dan budaya, serta pengembangan sumberdaya manusia unggul dalam ranah dunia digital.
Sementara CEO Kepeng.io dan pengembang Baliola.com, I Gede Putu Rahman Desyanta mengatakan bahwa pengembangan Blockchain dan NFT karya seni/kreatif di Bali didasari harus ada landasan jelas bagi ekspor karya seni/kreatif di Bali.
"Selama ini ada kecenderungan karya setelah diperjualbelikan sang pembuatnya kehilangan hak intelektual dan royalti. Dengan NFT, sepanjang nanti transaksi setelah transaksi pertama dan karya berapa kali dijual, seniman aslinya akan tetap mendapatkan royalti. Jadi ada sistem yang menjaga hak intelektual seniman," ujarnya.
Ia mengatakan seniman di Kota Denpasar nantinya akan memiliki laman tersendiri di Baliola.com. Hingga saat ini sudah terdaftar 300 Seniman di pusat data Baliola.com.
"Namun yang membedakan kami dengan Marketplace NFT lainnya, yakni adanya validasi seniman dan verifikasi karya sehingga tetap ada kontrol originalitas karya di Baliola. Pasar kami sendiri adalah pasar internasional, meski tak menutup juga pasar dalam negeri," katanya.
Ia juga bersyukur dipertemukan dengan Pemkot Denpasar agar nantinya program ini juga dapat disinergikan dengan program "sister city" yang telah berjalan sebelumnya.
Selain informasi soal Pemkot Denpasar manfaatkan teknologi Blockchain untuk pasarkan karya seniman, simak perkembangan situasi terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!