337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor, Pengamat: Cukup Memprihatinkan
Kebocoran data Dukcapil (foto: Twitter Teguh Apriyanto)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 337 juta data kependudukan Indonesia diduga bocor di situs gelap Breach Forum pada Minggu, 16 Juli 2023. Adapun data yang bocor mencakup nama, NIK, Nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, Nomor akta lahir atau nikah, dan lain lain.

Ditemukan pertama kali oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Apriyanto mengatakan, "Kali ini yang bocor adalah data kita semua di Dukcapil sebanyak 337 juta data," di Twitter.

Menanggapi dugaan kebocoran ini, pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya menyampaikan keprihatinannya melalui sebuah video yang diunggah langsung melalui saluran youtube pribadinya.

"Dari satu juta sampel yang bisa diakses, cukup memprihatinkan. Data ini lebih banyak daripada data penduduk Indonesia, sekitar 270 juta-an. Namun diduga karena ini memuat data yang sudah meninggal," ujarnya.

Alfons beranggapan bahwa sang hacker yang berinisial RRR ini berhasil mengakses server database yang disalin mentah-mentah. Ia juga menduga data ini memang berasal dari Dukcapil.

"330 juta baris, itu mengandung 69 field database. Jadi kelihatannya yang berhasil diakses ini server database nya, di copy mentah-mentah. Jadi bukan dari interfacenya. Kalau lihat dari isi-isi kolomnya, memang cukup kuat diduga ini berasal dari Dukcapil," jelas pendiri Vaksin.com itu.

Menurut Alfons, yang bisa menjadi patokan bahwa data ini didapatkan dari server Dukcapil adalah karena terdapat nama dan NIK petugas registrasinya.

"Jadi kalau menyangkal lagi, saya juga bingung, lalu itu data apa?" pungkasnya.

Apa yang harus dilakukan agar kebocoran data tidak terulang?

Menurutnya, harus diadakan audit terhadap pengelolaan data secara teratur, apakah sudah menerapkan standar pengelolaan data yang baik atau belum. Selain itu, Alfons juga menyarankan adanya sanksi tegas jika ada pengelolaan data yang tidak sesuai dengan standar.

"Dengan ini, yang kami harapkan adalah BSSN. Jadi BSSN bisa memandu, juga seharusnya BSSN sudah memberikan warning. Ini kan data kependudukan data paling inti. Tolonglah dijaga dengan baik," ujarnya.