Gambar dari Satelit Copernicus Sentinel-3  Ungkap Kerusakan Kebakaran Hutan Akibat Gelombang Panas di Eropa
Gambar citra satelit yang menunjukkan panasnya daratan di Selatan Eropa. (foto: twitter @esa)

Bagikan:

JAKARTA – Gambar-gambar satelit yang mengejutkan telah mengungkapkan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran hutan saat gelombang panas melanda Eropa barat, pekan ini.

Gambar-gambar itu diambil oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) lewat satelit Copernicus Sentinel-3  yang mengorbit 506 mil (814,5 km) di atas permukaan bumi. Satelit ini bekerja  untuk mengukur kondisi lautan, daratan, es, dan atmosfer planet kita.

Foto yang diambil di wilayah Gironde selatan di Prancis pada 12 Juli dan 17 Juli menunjukkan asap dan petak-petak bumi yang hangus, serta menyoroti tingkat kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran hutan karena gelombang panas.

ESA juga merilis peta panas yang menunjukkan suhu permukaan tanah di Prancis selatan, Spanyol, dan Afrika utara pada pagi hari tanggal 17 Juli.

“Di beberapa tempat permukaan tanah mencapai 55 ° C [131 ° F],” ungkap Badan Antariksa Eropa menjelaskan, dalam blognya yang dikutip Daily Mail. “Mengingat Copernicus Sentinel-3 memperoleh data ini di pagi hari, suhu akan meningkat pada siang hingga sore hari.”

Suhu udara adalah ukuran yang digunakan untuk ramalan cuaca harian, dan merupakan ukuran seberapa panas udara di atas tanah. Namun, suhu permukaan tanah adalah ukuran seberapa panas permukaan tanah yang sebenarnya jika disentuh.

“Para ilmuwan memantau suhu permukaan tanah karena kehangatan yang naik dari permukaan bumi mempengaruhi pola cuaca dan iklim,” tambah ESA. “Pengukuran ini juga sangat penting bagi petani yang mengevaluasi berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman mereka dan untuk perencana kota yang ingin meningkatkan strategi mitigasi panas,”'

Pada citra suhu permukaan tanah, area yang ditunjukkan dengan warna merah tua memiliki suhu permukaan tanah hingga 55°C [131°F].

Dalam satu set gambar satelit yang diambil pada 12 Juli dan 17 Juli, bekas “luka” yang ditinggalkan oleh kebakaran hutan di sekitar komune Guillos dan dekat kota Cazaux di barat daya Prancis dapat dilihat.

"Pada 12 Juli 2022, dua kebakaran hutan besar terjadi di barat daya Prancis," jelas ESA. “Kebakaran hutan telah sangat mempengaruhi komunitas lokal: lebih dari 16.000 orang telah dievakuasi secara total, dan penutupan jalan telah diberlakukan. Meskipun terdapat kebakaran besar namun belum ada korban yang dilaporkan.”

Satelit Copernicus Sentinel-2 membawa citra multispektral resolusi tinggi petak lebar yang inovatif dengan 13 pita spektral. Ini memberikan perspektif baru tentang tanah dan vegetasi di Bumi, menurut ESA, dengan saluran inframerah gelombang pendeknya yang digunakan untuk menyoroti panas dari kebakaran hutan.

Dalam gambar berdampingan lainnya yang diambil pada 12 Juli dan 17 Juli, bekas luka bakar dan titik api aktif dapat dilihat di dekat La Teste-de Buch di barat daya Prancis, di mana kebakaran hutan mencapai ke bibir pantai.

“Layanan Manajemen Darurat Copernicus telah diaktifkan untuk menanggapi banyak kebakaran yang melanda Eropa saat ini, termasuk yang berdampak pada Gironde,” ungkap ESA.

“Layanan ini memanfaatkan pengamatan dari beberapa satelit untuk menyediakan pemetaan berdasarkan permintaan guna membantu otoritas perlindungan sipil dan komunitas kemanusiaan internasional dalam menghadapi keadaan darurat besar,” tambah ESA.

Selain Prancis, Spanyol dan Inggris juga mengalami kebakaran hutan parah di tengah gelombang panas.

Pada tanggal 17 Juli, api berkobar di dekat Losacio di Provinsi Zamora di wilayah otonomi Spanyol Castilla y Léon.

Gambar yang diambil oleh Copernicus Sentinel-2 pada 18 Juli menunjukkan awan asap dan api aktif dari kebakaran hutan Losacio serta bekas luka bakar kebakaran Sierra de la Culebra.

Peringatan panas masih berlaku di banyak bagian negara di Eropa, sementara peringatan kekeringan juga berlaku di separuh blok Uni Eropa.

“Seiring dengan meningkatnya efek perubahan iklim, ketakutannya adalah bahwa cuaca ekstrem semacam ini juga akan meningkat,” tambah ESA menyimpulkan.

“Satelit yang mengorbit planet ini memainkan peran penting dalam mengirimkan data untuk memahami dan memantau bagaimana dunia kita berubah – data yang merupakan kunci untuk strategi mitigasi dan pembuatan kebijakan,” ungkap ESA.