JAKARTA - Veteran musik rock, Neil Young mengaku khawatir atas kemungkinan larangan masuk ke Amerika Serikat (AS). Pasalnya, ia salah satu orang yang vokal saat mengkritik Presiden Donald Trump.
Seperti diketahui, Young yang memiliki kewarganegaraan ganda Kanada dan AS, akan memulai rangkaian tur di Eropa dalam waktu dekat. Selanjutnya, ia juga akan tampil di beberapa lokasi di AS.
Melalui situs resmi Neil Young Archives, musisi 79 tahun itu mengungkapkan kekhawatirannya. Ia takut jika kritikan terhadap Trump yang disampaikan di Eropa justru membuatnya mengalami kesulitan ketika kembali ke AS.
"Ketika saya bermain musik di Eropa, jika saya berbicara tentang Donald J. Trump, saya mungkin menjadi salah satu dari mereka yang kembali ke Amerika yang dilarang masuk atau dijebloskan ke penjara dan tidur di lantai semen dengan selimut aluminium," kata Neil Young, dikutip dari situs resmi, Kamis, 3 April.
"Jika saya kembali dari Eropa dan dilarang masuk, tidak dapat memainkan tur AS saya, semua orang yang membeli tiket tidak akan dapat datang ke konser saya,” lanjutnya.
Young meyakini bahwa Trump adalah presiden terburuk dalam sejarah AS. Jika kekhawatirannya itu terjadi, maka ia menyebut “kemerdekaan” (freedom) tidak lagi berarti di negara tersebut.
BACA JUGA:
“Saya mencintai Amerika dan orang-orangnya, musiknya, dan budayanya,” ucap Young.
“Melalui tindakan terbaru pemerintah AS ini, tampaknya mereka yang berbicara bebas dengan pendapat mereka sendiri kini rentan terhadap undang-undang Trump yang tidak ada,” imbuhnya.
Sebelumnya, Young yang tidak malu-malu dalam mengkritik Presiden Donald Trump di masa lalu, menyebut Sang Presiden sebagai aib bagi AS. Baru-baru ini, ia juga mengklaim bahwa AS telah kehilangan kedudukannya di panggung dunia karena kepemimpinan Trump.