Ini Kontribusi Glenn Fredly di Industri Hiburan Indonesia
Glenn Fredly (Instagram @glennfredly309)

Bagikan:

JAKARTA - Nama Glenn Fredly tidak bisa lepas dari segala kontribusinya di belantika musik Indonesia. Berkarier sejak 1995, Glenn melakukan banyak upaya untuk memajukan industri ini. Namun, kemarin, Rabu, 8 April, penyanyi berdarah Ambon ini meninggal dunia karena penyakit meningitis yang ia derita.

Meskipun telah meninggalkan dunia ini, tetapi karya-karya Glenn tetap tinggal di dalam pikiran kita. Bukan hanya saat berkarier solo, tetapi juga segudang kontribusinya bersama sejumlah musisi.

Salah satunya, Trio Lestari. Trio ini merupakan grup bentukan Glenn bersama Tompi dan Sandhy Sondoro. Selain sempat menelurkan album mini (EP) berjudul Wangi pada tahun 2014, grup ini dikenal suka mendaur ulang lagu-lagu hits dengan gaya bernyanyi mereka di antaranya Nurlela dan Sakitnya Di Sini.

Glenn melakukan banyak kolaborasi dengan musisi Indonesia yakni Yura Yunita, Ariel Tatum, Amy Mastrura, Barry Likumahuwa Project dan lainnya. Adu Rayu yang merupakan duetnya bersama Tulus dan Yovie Widianto menjadi populer sepanjang tahun 2019. Salah satu keinginan Glenn sebelum meninggal adalah membuat lagu ini ke dalam versi layar lebar.

Penyanyi kelahiran 30 September ini juga pernah membuat Green Music Foundation dengan program Save Mentawai setelah tsunami di Mentawai pada 2010. Ia bersama Angga Dwimas Sasongko ingin rumah pintar yang menjadi pondasi bagi keluarga dan anak-anak di daerah tersebut hidup kembali.

Glenn Fredly bersama para pelaku musik baru meresmikan FESMI (Federasi Serikat Musisi Indonesia) pada 9 Maret lalu di mana Glenn berperan sebagai sekretaris jenderal-nya. Glenn dkk berharap, FESMI menyediakan pelatihan inklusif berupa penulisan lagu dan soft skills serta menjadi sarana penunjang ekonomi bagi musisi Indonesia. 

M Bloc Space adalah salah satu pencapaian lain Glenn Fredly di industri hiburan Tanah Air. Bagaimana tidak, ruang kolektif di kawasan Blok M itu dibangun Glenn bersama teman-temannya sebagai sarana penyampaian kreativitas sekaligus untuk membangkitkan kultur seni seperti dulu.

Sementara itu, film Surat dari Praha karya Visinema Pictures menjadi debut produser Glenn di industri layar lebar. Empat lagu miliknya juga menjadi inspirasi jalannya cerita dari film yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko dan dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo itu.

Angga kembali menggandeng Glenn dalam kursi produser untuk film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku. Kisahnya yang berkaitan dengan kondisi dan situasi di Indonesia menginspirasi Glenn untuk membuat lagu Tinggikan sebagai soundtrack film ini.

Menyoal soundtrack film, beberapa lagu Glenn juga menghiasi sejumlah film Tanah Air semisal Rectoverso, Cinta Silver, Filosofi Kopi, dan yang terakhir Twivortiare.

Tidak akan habis jika menyebut satu per satu daftar kontribusi Glenn Fredly dalam upaya meninggikan industri hiburan Indonesia. Meskipun pergi untuk selamanya, tetapi buah pemikiran dan karyanya akan tetap dikenang. Selamat jalan, Glenn Fredly.