Mengenal Tren <i>Dopamine Detox</i> untuk Atasi Kecanduan
Ilustrasi Orang Bahagia (Bruce Mars/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Agar terbebas dari stres, jenuh, dan perasaan tak bahagia, orang-orang seringkali melakukan kegiatan menyenangkan yang membangkitkan semangat dan gairah. Segala aktivitas berbau kesenangan erat kaitannya dengan dopamin, neurotransmitter dan hormon di tubuh yang berhubungan dengan rasa bahagia. 

Ya, siapa yang tidak ingin bersenang-senang? Namun, belum lama ini ada tren yang tengah digaungkan yaitu dopamine detox. Seolah bertentangan dengan kebiasaan kita sehari-hari, dopamine detox mengajak kita untuk puasa dari hal-hal yang menyenangkan. 

Nama dopamine detox diciptakan oleh seorang pakar psikiatri di University of California, San Fransisco dan pertama kali jadi tren di kawasan Silicon Valley. 

Detoks ini dilakukan dengan tujuan mengubah perilaku kognitif dan ingin mengembalikan kondisi kehidupan normal tanpa ada gangguan dari teknologi, termasuk notifikasi, bunyi gadget, medial sosial, dan sebagainya. 

Jadi sebenarnya cara untuk memicu dopamin itu banyak. Bisa dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, mengurangi konsumsi lemak jenuh, rutin berjemur, mendengarkan musik, dan cukup tidur. 

Namun, di era sekarang ini kita pun mendapatkan dopamin dari internet dan media sosial, termasuk jumlah like pada foto, banyaknya pengikut, dan jumlah komentar, belanja online, main game, sampai pornografi. Versi terkini kayak gini akan memengaruhi kebiasaan dan menyebabkan kecanduan. 

Ketika Anda jadi lebih mudah memicu dopamin kadar tinggi dari hal-hal ringan, Anda akan jadi malas melakukan kegiatan lain yang lebih berat tapi hanya sedikit menghasilkan dopamin. 

Bersenang-senang dalam kehidupan sehari tentunya baik untuk kesehatan fisik dan mental. Namun, jika ini berurusan dengan dopamin, maka sebenarnya kesenangan pun harus ada batasnya agar berada di posisi seimbang. 

Jika kadar dopamin dalam tubuh terlalu rendah, Anda akan merasa susah fokus dan merasa tidak termotivasi. Namun, jika kadarnya berlebihan maka Anda akan berada di fase mania atau senang berlebihan, halusinasi, bahkan delusi. 

Jadi, dopamine detox ini dilakukan untuk mengatur kembali otak agar terbebas dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang memberi kesenangan instan yang berujung kecanduan. Kemudian, Anda jadi bisa mengeksplor kegiatan lain yang terasa membosankan tapi juga bisa menyenangkan, misalnya berolahraga, belajar, baca buku, meditasi, merencanakan masa depan, membuat bisnis sendiri, dan kegiatan positif lainnya. 

Dengan dopamine detox, harapannya agar orang-orang bisa jadi lebih baik, produktif, tidak menunda-nunda pekerjaan, dan bisa punya hubungan baik dengan orang-orang di dunia nyata. Tentunya agar tidak jadi kecanduan terhadap hal-hal yang sebenarnya kurang berfaedah bagi kehidupan. 

Bagaimana cara melakukan detoks ini? Sederhananya Anda mesti menjauhi stimulusnya, apapun itu, misalnya handphone secara keseluruhan, media sosial, game, online shop, atau pornografi. Sebisa mungkin, jauhkan diri dari stimulus atau batasi kontaknya. 

Lawan semua gejolak yang membuat Anda ingin melakukan hal-hal tersebut dan kendalikan diri sebisa mungkin. Cara paling gampang adalah menutup semua akses untuk ke sana, misalnya menghapus aplikasi belanja, berhenti mengikuti online shop, blokir situs porno, dan hapus semua game yang Anda punya. 

Apa harus dijauhi selamanya? Tidak juga! Anda bisa juga membuat jadwal biar lebih disiplin. Misalnya jauhi handphone 3 jam sebelum tidur, dua hari penuh setiap akhir pekan, dan seminggu penuh tiga kali setahun pas liburan.