Apa Efek Samping Diet Keto? Kenali Risiko Makan Rendah Karbohidrat
Ilustrasi beef grilled menu diet keto (Pexels/Matthias Zomer)

Bagikan:

JAKARTA – Diet keto dikenal dan dijalani untuk membantu menurunkan berat badan dengan cepat. Berdasarkan anjuran komposisi makanan diet keto antara lain 80 persen lemak, 15 persen protein, dan 5 persen kalori dari karbohidrat.

Apabila berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) jumlah karbohidrat untuk wanita usia 35 tahun sejumlah 1.360 kalori. Ini artinya ketika menjalani diet keto hanya bisa konsumsi 68 kalori atau 17 gram saja. Apakah ini bisa berpengaruh negatif pada kesehatan Anda?

Melansir Women’s Health, Selasa, 18 Mei, berikut efek negatif makan rendah karbohidrat atau menjalani diet keto bagi kesehatan Anda.

Tubuh tidak terasa nyaman

Mengurangi jumlah karbohidrat ketika menjalani diet ketosis berpengaruh pada tulang atau mengalami keadaan ketosis. Keadaan ketosis adalah tubuh membakar lemak untuk energi dan memicu sejumlah gejala yang membuat tubuh terasa tidak nyaman.

Mulai dari sering pusing, kelelahan, nyeri otot, mual hingga diare. Transisi ini mengikuti perubahan, jika biasanya menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi maka ketika diet energi diperoleh dari lemak. Kristen Mancinelli, M.S., R.D.N., penulis The Ketogenic Diet menjelaskan efek dari adaptasi.

Proses adaptasi ini akan berlangsung selama satu atau dua minggu. Setelah mekanisme tubuh terbiasa dengan sumber energi baru, Anda akan mulai terbiasa dan merasa lebih nyaman.

Perasaan cenderung murung

Karbohidrat bisa memicu produksi serotonin, hormon yang mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan. Saat menjalani diet keto, mungkin perasaan murung akan dialami.

Respons biologis tubuh mendorong cheating

Efek negatif pada poin ini yang perlu diwaspadai. Sebab berkurangnya konsumsi karbohidrat maka otak melepaskan neuropeptida-Y (NPY). Tugasnya mengirim sinyal bahwa tubuh kita membutuhkan karbohidrat. Tetapi ketika tidak mendapatkan karbohidrat cukup, zat kimia tersebut menumpuk.

Negatifnya, ketika menumpuk hasrat makan semakin meningkat dan berisiko menggagalkan diet Anda.

“Ini tidak ada hubungannya dengan tidak memiliki ‘niat’ yang cukup, ini lebih berkaitan dengan respons biologis tubuh terhadap perampasan,” jelas Laura Iu, RD, ahli diet terdaftar dan terapi nutrisi bersertifikat di New York City.

Menurunkan berat badan dengan diet keto tak semudah kelihatannya

Becky Kerkenbush, R.D., ahli diet klinis di Watertown Regional Medical Center menjelaskan, diet keto terlihat berhasil menurunkan berat badan setelah menjalaninya selama 25 hari. Angka timbangan akan turun sebanyak rata-rata 12 pound, menurut studi pada 20.000 orang dewasa yang mengalami obesitas.

efek samping diet keto
Ilustrasi timbangan dan pengukur lingkar pinggang (Pexels/Pixabay)

Penurunan angka ini karena karbohidrat menahan lebih banyak air daripada protein atau lemak. Ketika makan rendah karbohidrat, semua H2O akan dilepaskan melalui buang air kecil. Mungkin Anda juga terlihat lebih ramping, tetapi diet mesti dijadikan pola hidup yang sustain.

Sebab apabila berhenti diet keto, berat badan akan lebih mudah naik ketimbang usaha menurunkannya dengan menekan porsi dan memilih jenis makanan.

Mengalami diare

Saat kita makan makanan berlemak, hati melepaskan empedu ke dalam sistem pencernaan untuk memecahnya. Menjalani diet tinggi lemak seperti keto berarti hati perlu mengeluarkan lebih banyak empedu.

Sedangkan empedu adalah pencahar alami dan apabila terlalu banyak bisa menyebabkan diare, terang Iu.

Mulut berbau

Efek negatif ini sebenarnya bisa diatasi, terutama ketika Anda tertarik menjalankan diet keto. Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2015, saat tubuh mengalami ketosis akan menghasilkan keton. Zat alami ini sejenis aseton, bahan kimia yang ditemukan pada penghapus cat kuku.

Tubuh akan memproduksinya secara alami dan dilepaskan melalui pernapasan. Napas biasanya menebarkan bau yang berbeda dari biasanya, sebelum menjalani diet.