Dicuci Saja Tidak Cukup, Begini Tips Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Reproduksi Wanita
Ilustrasi organ reproduksi (Unsplash/Ava Sol)

Bagikan:

JAKARTA - Daerah tersembunyi pada tubuh cenderung memiliki kelembapan tinggi. Agar organ reproduksi wanita tetap sehat, maka perlu dijaga kebersihannya. Tak cukup hanya dicuci setiap kali mandi atau buang air kecil, merawat kebersihan dan kesehatan vagina perlu melakukan beberapa cara.

Vagina bukan hanya sebagai organ reproduksi, di area yang terdapat ribuan saraf ini juga menjadi bagian penting dalam keseimbangan tubuh. Jika ada problem tertentu pada tubuh, vagina juga akan terdampak dan memberikan isyarat tertentu.

Misal, tingkat keasaman atau pH organ reproduksi tidak seimbang ketika terjadi perubahan hormon, depresi, maupun mengalami stress. Itu artinya merawat dan menjaga kesehatan vagina sangatlah penting.

Sudah tahu apa saja yang perlu dilakukan? Ikuti tips berikut.

Rutin membersihkan

Setiap kali setelah buang air kecil dan buang air besar, vagina perlu dibasuh dengan air bersih. Membersihkannya tida memerlukan berbagai produk, bahkan perlu meminimalisir pemakaian sabun khusus maupun sabun mandi pada vagina.

Ketika membasuhnya, arahkan air dari vagina menuju anus. Arah tersebut wajib dilakukan untuk menghindari infeksi bakteri dari anus. Setelah membasuhnya, keringkan dengan handuk atau tisu.

Perhatikan keseimbangan pH alami

Tingkat pH atau keasaman normal pada vagina antara 3,8 sampai 4,5. Yang perlu diketahui, produk berupa sabun dengan pengharum dan antiseptik bisa membuat pH alami vagina tidak seimbang. Itu artinya, terlalu sering menggunakannya bisa meningkatkan risiko iritasi hingga infeksi.

Sering mengganti pembalut saat menstruasi

Anda mengenakan pembalut, menstrual cup atau tampon saat menstruasi? Karena siklus bulanan memengaruhi tingkat hormon pada tubuh wanita, maka besar pengaruhnya pada kelembapan vagina. Jika mengenakan pembalut, kondisinya tertutup dan lebih lembab dari biasanya.

Maka, saat menstruasi dan mengenakan pembalut perlu memastikan kelembapan daerah intim wanita. Setidaknya, ganti pembalut saat terasa basah atau maksimal menggantinya 6 jam sekali. Saat ganti pembalut, boleh menggunakan sabun yang berbahan lembut dan tanpa pewangi.

Seks aman

Seks adalah kebutuhan, bagi yang sudah berpasangan, lakukan seks aman! Pertimbangkan mulai dari pose bercinta, wajib mengenakan pengaman atau kondom untuk meminimalisir risiko tertular penyakit seksual.

Pakailah kontrasepsi yang aman dan tidak membuat infeksi, seperti memakai kondom yang berpelumas.

Penting juga memperhatikan komposisi pelumas atau lubricant. Menurut ahli, pelumas paling aman yang bahan utamanya air. Hindari yang mengandung petroleum dan gliserin karena membuat kondom mudah robek.

kesehatan reproduksi wanita
Ilustrasi memakai underwear (Unsplash/Dainis Graveris)

Memakai bahan celana dalam yang tepat

Celana dalam dengan bahan nylon tidak sempurna menyerap keringat. Efeknya, bagian intim terasa lembab dan tidak nyaman. Paling tepat pilih celana dalam berbahan katun, seratnya memberi sirkulasi udara lebih baik.

Celana dalam berbahan katun juga menyerap keringat sehingga memperkecil kesempatan bakteri berkembang biak. Selain memilih bahan yang tepat, cuci pakaian dalam dengan rutin. Rajin ganti setidaknya 6 jam sekali atau saat terasa sudah lembab.

Memotong bulu kemaluan

Tepat pada pada bagian vulva pada wanita yang sudah menstruasi akan tumbuh bulu. Bulu tersebut banyak fungsinya, termasuk melindungi vagina dari gesekan, bakteri, kotoran dan keringat berlebihan.

Namun, bulu kemaluan perlu dicukur agar kelebatannya tidak mengganggu keseimbangan pH dan mengakibatkan infeksi.

Selain menjaga kebersihan dan kesehatan vagina, catat siklus menstruasi. Mengapa mencatat siklus menstruasi penting? Pencatatan ini bermanfaat untuk mengetahui siklus normal atau tidak.

Jika mengalami siklus yang tidak teratur dan merasakan sakit tak tertahankan ketika datang bulan, segeralah periksakan atau konsultasikan pada dokter spesialis kandungan.