Prolaps Organ Panggul, Gangguan Kesehatan yang Berpotensi Dialami Wanita Setelah Melahirkan
Ilustrasi wanita hamil (Freepik/Cookie Studio)

Bagikan:

DENPASAR - Setiap perempuan yang pernah melahirkan punya risiko untuk mengalami prolaps organ panggul. Apa itu? 

Mengenal prolaps organ panggul 

Prolaps organ panggul merupakan jatuhnya organ panggul (kandung kemih, rahmil, vagina, usus kecil atau rectum) yang dapat keluar dari organ kewanitaan atau anus.

Mengutip dari Women’s Health, satu dari tiga wanita yang pernah melahirkan mengalami inkontinensia atau kebocoran urin ketika tertawa, batuk, bersin, melompat, atau saat berlari. Sedangkan satu dari sepuluh perempuan mengelami inkontinensia usus, feses, atau perut kembung.

Dalam tahap hidup mereka, sebanyak 50 persen perempuan yang memiliki bayi akan mengalami beberapa tingkat prolapse pada berbagai tahap dalam hidup mereka. Oleh karena itu penting untuk menyadari dan melakukan tindakan pencegahan sejak dini agar tak mengalami risiko ini.

Bagian dasar panggul terdiri dari lapisan otot dan jaringan lain yang membentang dari tulang ekor ke tulang kemaluan. Otot-otot dasar panggul perempuan menopang kandung kemih, rahim, dan usus. Fungsinya mengendalikan ketiganya serta berperan penting dalam fungsi seksual. Maka sangatlah penting untuk menjaga agar otot-otot dasar panggul tetap berfungsi dengan baik. Namun, otot-otot tersebut apabila tak dijaga tepat menjadi terganggu selama kehamilan, kelahiran, periode pascakelahiran, dan masa menopause.

Apabila otot dasar panggul terganggu, maka bisa mengalami inkotinensia usus dan atau kandung kemih dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu juga berisiko prolapse, penurunan dukungan terhadap isi panggul, penurunan dukungan untuk punggung bawah, dan berdampak signifikan pada fisik serta mental seseorang. Kabar baiknya, perempuan dengan inkontnensia atau prolaps dasar panggul bisa dilatih dan kembali sepert normal.

Prolaps dasar panggul (POP) adalah kondisi menurunnya organ panggul. Organ panggul ditahan pada posisinya oleh fasia dan ligament yang juga membantu menghubungkan organ panggul ke dinding samping tulang panggul. Ketika jaringan pendukung robek atau teregang mengakibatkan herniasi organ-organ tersebut ke dalam atau melalui vagina atau lubang anus.

Tingkat keparahan POP berkisar dari tingkat satu hingga empat. Prolaps ringan dapat dikelola dengan terapi dasar panggul, konsumsi nutrisi yang baik, kebiasaan buang air kecil yang baik, olahraga yagn tepat, dan kadang menggunakan pessary atau penyangga pergelangan kaki.

Faktor risiko prolaps organ panggul

Berikut perempuan yang berisiko mengalami difungsi dasar panggul, meliputi:

  • Pernah hamil
  • Peralinan yang lama, lebih dari dua jam
  • Persalinan yang cepat
  • Bayi seberat lebih dari empat kilogram
  • Persalinan dengan bantuak forsep dan vakum
  • Kelebihan berat badan
  • Satu atau lebih kehamilan dan persalinan pervaginam
  • Pernah mengalami sembelit kronis atau sering buang air besar
  • Usia memasuki atau telah menopause

Disfungsi otot dasar panggul, bisa diidentifikasi ketika merasa berat atau menggembung di vagina, terdapat benjolan menonjol keluar dari vagina, sakit saat berhubungan seks, infeksi saluran kemih berulang, inkontinensia, kesulitan mengosongkan usus dn kandung kemih, serta air kencing menetes setelah pipis.

Setiap perempuan yang mengalami ini memiliki gejala yang bervariasi. Tetapi Anda tak perlu panik jika merasakan salah satu gejala POP yang paling umum disebutkan di atas. Jika mengalaminya, Anda bisa berkonsultasi pada dokter ahli sehingga mendapatkan rekomendasi tepat.