Review Film <i>Just Mom</i>: Konflik Sederhana yang Mampu Getarkan Hati
Still cut Just Mom (Dapur Film)

Bagikan:

JAKARTA - Film Just Mom adalah karya terbaru sutradara Jeihan Angga setelah sukses debut dengan Mekah I’m Coming. Diproduseri Hanung Bramantyo, Jeihan kembali menyorot cerita kehidupan keluarga.

Just Mom mengisahkan Siti (Christine Hakim), seorang ibu yang merasa kesepian kala ditinggal Damar (Ge Pamungkas) dan Pratiwi (Niken Anjani). Siti tinggal di rumah bersama anak bungsunya, Jalu (Toran Waibro) serta dibantu Mba Sum (Dea Panendra).

Kesulitan Siti bertemu dengan Damar dan Pratiwi membuatnya mencari hal baru. Dia bertemu dengan Murni (Ayushita), seorang ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang sedang hamil besar.

Keinginan Siti merawat Murni mendapat tentangan dari Damar dan Pratiwi. Di sisi lain, Siti juga mengalami kanker sehingga sulit baginya untuk beraktivitas seperti sedia kala. Apakah hubungan Siti dan Murni akan berakhir begitu saja?

Just Mom punya konflik yang sederhana: seorang ibu yang merasakan ditinggal anak-anaknya yang semakin dewasa.

Christine Hakim sebagai tokoh sentral mampu menghadirkan dua sisi seorang Siti. Dia juga memperlihatkan ekspresi dengan dialog yang ciamik kala berbicara dengan lawan mainnya.

Begitu juga dengan Ayushita sebagai Murni. Sepanjang film, dia memang tidak punya dialog tapi Ayushita bermain dengan ekspresi wajah yang menambah kesan indah dalam chemistry bersama Christine Hakim.

Interaksi keduanya sangat manis terlihat lewat Just Mom. Sosok ibu pun mendominasi cerita sehingga karakter lain seakan tenggelam dalam plot. Alur ceritanya juga mengalir dengan sederhana dan fokus membuat penceritaannya mudah diterima.

Sederhana dan membumi, menonton Just Mom membuat hati bergetar kala kita menyaksikan kehidupan keluarga Siti. Film ini akan meninggalkan renungan besar bagi kita, bagaimana memaknai keluarga seiring kita tumbuh dewasa.

Film Just Mom bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai Kamis, 27 Januari.