Film <i>Penyalin Cahaya</i> Borong 12 Piala Citra FFI 2021, Dedikasi untuk Penyintas Kekerasan Seksual
Pemain dan Kru Film Pemain Cahaya (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Film Penyalin Cahaya merupakan film panjang karya sutradara Wregas Bhanuteja berhasil memboyong sebanyak 12 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021 termasuk kategori Film Panjang Terbaik dan Sutradara Terbaik.

Film Penyalin Cahaya meraih Piala Citra untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pencipta Lagu Tema Terbaik, Penata Busana Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

Pencapaian Penyalin Cahaya dengan 12 piala ini menyalip rekor Piala Citra terbanyak yang sebelumnya dipegang oleh Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dengan 10 penghargaan di FFI 2018.

"Penyalin Cahaya adalah film panjang pertama saya, dan ketika pandemi, malah menjadi kesempatan saya untuk memproduksi film ini. Saya sangat berterima kasih pada orang-orang yang begitu percaya pada saya, para pemain dan kru yang mau berproses selama berbulan-bulan, offline maupun online," kata Wregas dalam pidato kemenangannya di panggung FFI di Jakarta, Rabu, 10 November.

Pria asal Yogyakarta, kelahiran 20 Oktober 1992 itu mengatakan, film ini diharapkan mampu menyampaikan pesan tentang kekerasan seksual lebih luas lagi.

"Film ini mengandung statement kuat untuk empowering para penyitas kekerasan seksual, dan menyebarluaskan pesan untuk kita sama-sama melawan, mengingat kekerasan seksual tidak hanya terjadi di Indonesia," ujar Wregas.

Produser Adi Ekatama menambahkan, film merupakan media komunikasi dan penyampaian pesan yang baik. "Film adalah media komunikasi, memicu awareness yang lebih luas, dan itu yang utama bagi kami," katanya dikutip dari ANTARA.

Saat ditanya tentang perasaannya bahwa film yang ia produseri memboyong satu lusin Piala Citra tahun ini, Adi mengaku tidak menyangka.

"Saya speechless. Penyalin Cahaya ada karena cerita dan keresahan dari Wregas tentang kekerasan seksual. Setelah piala ini, diharapkan pesan yang ingin kami sampaikan bisa semakin didengar dan diterima banyak orang," kata Adi.