Bagikan:

JAKARTA - Kanker darah merupakan jenis kanker yang bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Kanker ini terjadi ketika sel darah mengalami kelainan, sehingga berkembang dan menyebar cepat ke seluruh tubuh.

1. Jenis kanker darah

Kanker darah terdiri dari beberapa jenis, seperti leukemia yang menyerang jaringan pembentuk sel darah, termasuk sumsum tulang belakang dan kelenjar getah bening. Leukemia juga terbagi beberapa jenis, yakni Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) dan Acute Myeloid Leukemia (AML).

Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry (IPCAR) 2024, ALL menyumbang 33,19 persen dari kasus kanker darah anak di Indonesia. Sementara AML umumnya sering terjadi pada orang dewasa.

Jenis kanker darah lainnya ada limfoma, yang berasal dari sistem limfatik, seperti kelenjar getah bening, limpa, tonsil, sumsum tulang, dan kelenjar timus. Jenis lainnya adalah myeloma, kanker darah yang berasal dari sel plasma di sumsum tulang belakang.

2. Gejala kanker darah

Kanker darah memiliki gejala yang sering dianggap penyakit biasa, sehingga cenderung diabaikan. Hal ini yang membuat penanganan akan kanker darah terlambat dan sulit untuk pasien melakukan pengobatan.

“Mengenali tanda-tanda awal seperti demam berkepanjangan, kelelahan yang tidak kunjung hilang, flu berulang, pucat, atau pembengkakan kelenjar getah bening dapat mempercepat diagnosis. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang pasien untuk pulih,” tutur Senior Consultant dan Haematologist di Parkway Cancer Centre, Dawn Mya Hae, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu, 5 Maret 2025.

3. Penyebab kanker darah

Untuk penyebab kanker darah hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang bisa terkena penyakit ini.

“Sebenarnya kanker darah ini bisa disebabkan karena berbagai macam, lingkungan, virus, rokok, radiasi, dan penyebab lainnya. Salah satu penyebabnya juga karena adanya mutasi gen, yang menyebabkan sel yang tadinya bekerja normal jadi tidak normal. Itulah yang menyebabkan sampai sekarang tidak bisa memastikan apa penyebabnya,” jelasnya.

4. Penanganan kanker darah

Penanganan kanker darah harus segera dilakukan karena penyebaran kanker ini sangat cepat dan bisa berakibat fatal jika terlambat. Pada pengobatan tahap awal, pasien biasanya akan menjalani pengecekan sumsum tulang belakang dan pengambilan sampelnya.

“Jika seseorang dicurigai kanker darah, dia akan dilakukan tes. Pengecekan sumsum tulang yang paling penting untuk bisa mengecek penyebaran dari kanker tersebut,” kata Dokter Dawn.

“Sampel sumsum tulang itu diambil, dilakukan beberapa tes, setelah tahu kanker jenis apa, maka akan dilakukan tes tambahan, baru bisa kita berikan diagnosis pastinya akan kanker darah ini,” tambahnya.

Terdapat beberapa cara untuk mengobati kanker darah, mulai dari operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, terapi hormon, dan terapi target. Ada juga terapi CAR-T Cell (Chimeric Antigen Receptor) adalah pengobatan kanker yang menggunakan sel T yang dimodifikasi secara genetik.

“Kemoterapi masih menjadi tulang punggung pengobatan kanker darah. Ada opsi lain yang kami biasa gabungkan, yakni radioterapi, imunoterapi, targeted terapi,” tuturnya.

5. Cara mencegah kanker darah

Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kanker darah tidak ada yang pasti, dikarenakan penyebab pasti kanker ini juga belum diketahui hingga saat ini. Namun, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko dari kanker darah, seperti menerapkan gaya hidup sehat.

“Yang bisa mencegah blood cancer belum ada, ini salah satu penyakit yang challenging. Diagnosa awal akan sangat membantu untuk kesembuhan pasien tersebut, dengan melakukan healthy lifestyle, olahraga,” pungkas Dokter Dawn.