JAKARTA - Asam lambung memiliki peran penting dalam proses pencernaan, yaitu membantu mengurai makanan agar lebih mudah diserap oleh tubuh.
Namun, jika produksinya berlebihan, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga komplikasi serius seperti tukak lambung dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Beberapa makanan dapat membantu menetralkan asam lambung, seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Selain itu, ada obat-obatan tertentu yang bisa mengurangi produksi asam lambung.
Dilansir dari laman Very Well Health, asam lambung tinggi meliputi, heartburn (sensasi panas di dada), regurgitasi (asam lambung naik ke kerongkongan), rasa asam di mulut, mual, kesulitan menelan, batuk atau cegukan berulang, suara serak, nyeri di perut bagian atas, kembung, sering bersendawa, cepat merasa kenyang saat makan, dan rasa penuh yang tidak nyaman setelah makan.
Penyebab Asam Lambung Tinggi
Asam lambung diproduksi oleh sel-sel di lambung untuk membantu mencerna makanan. Namun, beberapa kondisi dapat menyebabkan produksi asam berlebihan, seperti:
1. Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
Bakteri ini dapat merusak jaringan lambung dan usus halus. Infeksi akut bisa meningkatkan produksi asam lambung, sedangkan infeksi kronis justru dapat menurunkan produksi asam.
2. Stres
Stres dapat memperlambat pengosongan asam lambung dan mengurangi produksi prostaglandin, yaitu zat yang melindungi lapisan lambung. Ini bisa meningkatkan risiko tukak lambung.
3. Efek Rebound dari Obat Penurun Asam
Jika penggunaan obat penurun asam seperti H2 blocker (famotidine) atau PPI (omeprazole, lansoprazole) dihentikan secara tiba-tiba, tubuh bisa memproduksi asam lambung berlebihan sebagai responsnya.
4. Sindrom Zollinger-Ellison (ZES)
Penyakit langka ini disebabkan oleh tumor yang menghasilkan hormon gastrin, yang merangsang produksi asam lambung secara berlebihan.
BACA JUGA:
Komplikasi Akibat Asam Lambung
Terlalu banyak asam lambung dapat merusak perlindungan alami lambung dan menyebabkan berbagai masalah, seperti:
1. Tukak Lambung
Luka pada dinding lambung atau usus halus akibat asam yang berlebihan.
2. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Refluks asam yang terus-menerus bisa menyebabkan iritasi pada kerongkongan.
3. Perdarahan Saluran Cerna
Asam lambung yang berlebihan bisa merusak lapisan lambung dan pembuluh darah, menyebabkan perdarahan.

Cara Mengatasi Asam Lambung Tinggi
Ada berbagai cara untuk menurunkan produksi asam lambung dan meredakan gejala, seperti:
1. Obat-obatan
- H2 Blocker: Menghambat produksi asam lambung dalam waktu cepat (15–30 menit) dan efeknya bertahan sekitar 12 jam. Contoh: Famotidine (Pepcid), Cimetidine (Tagamet).
- Proton Pump Inhibitors (PPI): Mengurangi produksi asam lebih lama (hingga 24 jam). Contoh: Omeprazole (Prilosec), Esomeprazole (Nexium), Lansoprazole (Prevacid).
- Antasida: Menetralkan asam lambung untuk sementara. Jika digunakan terus-menerus, perlu konsultasi dokter.
- Alginat: Membentuk lapisan pelindung di atas asam lambung untuk mencegah refluks.
2. Makanan yang Bisa Menurunkan Asam Lambung
- Buah-buahan: Pisang, melon, semangka
- Sayuran: Mentimun, seledri, selada, brokoli, asparagus
- Makanan berserat: Oatmeal, beras merah, couscous
- Kacang-kacangan
- Susu rendah lemak dan yogurt rendah lemak
- Jahe
- Cuka apel (diencerkan), lemon dengan air hangat dan madu
3. Perubahan Gaya Hidup
- Makan perlahan dan dalam porsi kecil
- Tidak langsung berbaring setelah makan (tunggu minimal 3 jam)
- Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
- Menghindari olahraga berat setelah makan
- Menurunkan berat badan jika diperlukan
- Berhenti merokok dan mengurangi alkohol
Pencegahan Asam Lambung Tinggi
Beberapa penyebab asam lambung tinggi bisa dicegah. Jika disebabkan oleh infeksi H. pylori, pengobatan dengan antibiotik bisa membantu. Jika penyebabnya adalah ZES, dokter mungkin merekomendasikan operasi atau kemoterapi untuk mengangkat tumor.
Mengatur pola makan juga dapat membantu. Hindari makanan yang dapat memicu peningkatan asam lambung, seperti makanan cepat saji, gorengan, pizza, keripik dan camilan olahan, daging berlemak seperti bacon dan sosis, keju, saus berbasis tomat, buah-buahan asam (jeruk, lemon), cokelat, permen mint, dan minuman bersoda.