Sandiaga Uno Bawa Kabar Buruk: Bali Butuh Pertolongan karena Ekonominya Akan Minus 8 Persen di Kuartal II 2021
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Pulau Dewata tengah membutuhkan bantuan wisatawan. Bahkan, laju perekonomian Bali diprediksi masih akan mengalami kontraksi yang dalam pada kuartal II 2021 di level 6 persen hingga 8 persen.

"Bali sangat membutuhkan wisatawan. Ekonominya terkontraksi 12 persen di kuartal III 2020, minus 12 pesen di kuartal IV, minus 9 persen di kuartal pertama tahun ini. Saya dapat informasi bahwa kuartal II 2021 kemungkinan minusnya 6 hingga 8 persen. Jadi this is very very sad. Bali terus mengalami kontraksi," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 22 Juni.

Seperti diketahui, tajamnya penurunan perekonomian Bali selama pandemi disebabkan oleh anjloknya tingkat kunjungan wisatawan, baik mancanegara dan domestik. Bali merupakan salah satu provinsi yang ekonominya bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sementara, jika dilihat dari pintu kedatangan di bandara internasional Ngurah Rai, Bali, terjadi penurunan pertumbuhan hingga 99,97 persen untuk wisman hingga 23 April 2021. Di mana hanya terdapat 348 kunjungan, hal ini jauh lebih rendah dari periode yang sama 2020 dengan 1,21 juta kunjungan.

Sedangkan kunjungan domestik ternyata mengalami hal yang sama, di mana pertumbuhan wisata domestik minus 57,97 persen dengan kunjungan sebesar 417.000 orang hingga 23 April 2021, berbanding 993.000 kunjungan di 23 April 2020.

Karena itu, kata pemilik dan pendiri PT Saratoga Investama Sedaya Tbk ini, untuk mendukung pariwisata Bali kembali menggeliat, Kemenparekraf mencanangkan sejumlah program mulai dari work from Bali hingga paket wisata vaksin COVID-19.

"Jadi ibaratnya saudara kita yang paling membutuhkan diberikan prioritas. Berdasarkan arahan dari pimpinan bahwa Bali menjadi destinasi pertama (wisata vaksin). Tapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya," ujarnya.

Terkait dengan program work from Bali, Sandiaga menegaskan program ini tersebut terus dilakukan dengan bingkai protokol kesehatan yang ketat dan tetap memperhitungkan perkembangan kasus positif COVID-19 di dalam dan luar negeri.

"Perlu diberikan catatan bahwa kita mengambil kebijakan berbasis data dan sains. Data dan sains ini bergerak terus jadi data yang dua minggu lalu sama data yang hari ini tentunya berbeda. Ini semua harus disesuaikan," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.