Rupiah Akhir Pekan Berpotensi Melemah, Ini Sentimennya
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat 5 April 2024 diperkirakan akan bergerak melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 4 April 2024, Kurs rupiah spot ditutup menguat 0,17 persen ke level Rp15.893 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,10 persen ke level harga Rp15.907 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal beragam mengenai penurunan suku bunga AS. Meskipun Powell mengatakan The Fed pada akhirnya akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini, ia hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu dan skala potensi pemotongan tersebut.

"Powell juga mengatakan bank sentral akan membutuhkan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi bergerak menuju target tahunan sebesar 2 persen. Komentar Powell muncul tepat sebelum data utama nonfarm payrolls untuk bulan Maret, yang akan dirilis pada hari Jumat," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat, 5 April.

Namun peristiwa utama minggu ini adalah data nonfarm payrolls untuk bulan Maret, yang akan dirilis pada hari Jumat. Inflasi yang stagnan dan kuatnya pasar tenaga kerja adalah dua pertimbangan terbesar The Fed dalam berpotensi menurunkan suku bunga.

Sebelum data tenaga kerja, fokus juga tertuju pada pidato anggota komite penetapan suku bunga The Fed lainnya. Anggota FOMC Michelle Bowman dan Thomas Barkin akan berbicara di acara terpisah pada hari Kamis nanti.

Selain itu, sejumlah pejabat tinggi Jepang telah memperingatkan pasar mengenai spekulasi terhadap yen, dan bahwa mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk menurunkan pasangan USDJPY. Pelanggaran terhadap 152 telah menarik intervensi tingkat tinggi oleh pemerintah Jepang pada tahun 2022.

Dari sisi internal, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 diperkirakan semakin menciut. Ini melanjutkan penurunan cadangan devisa pada Februari 2024 lalu. Cadangan devisa pada Maret 2024 diperkirakan berada di level 143 miliar dolar AS. Posisi ini turun dari cadangan devisa pada Februari 2024 yang mencapai 144 miliar dolar AS.

Turunnya cadangan devisa tersebut disebabkan oleh masih melambatnya ekspor komoditas utama RI, pembayaran utang luar negeri pemerintah dan sejalan sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah mendekati Rp16.000 per dolar AS.

Hal ini karena cadangan devisa biasanya digunakan untuk intervensi pasar untuk menjaga supply dolar dan menahan depresiasi rupiah. Ia memperkirakan, nilai tukar rupiah akan dalam tren pelemahan seiring masih kuatnya tekanan eksternal yang diperkirakan persisten hingga akhir semester I 2024.

Sementara itu, untuk semester II 2024, perkembangan nilai tukar rupiah diperkirakan lebih baik, dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang juga akan diikuti penurunan permintaan terhadap dolar AS.

Sehingga, posisi cadangan devisa akan lebih baik pada akhir tahun, atau mencapai 155 miliar dolar AS. Perkiraan ini lebih baik jika dibandingkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 tercatat sebesar 146,4 miliar dolar AS.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan 5 April 2024 dalam rentang harga Rp15.880 - Rp15.930 per dolar AS.