Rupiah Diprediksi Menguat Imbas Dolar Tertekan Data Tenaga Kerja AS
Rupiah (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari senin 11 Desember 2023 diperkirakan bergerak menguat akibat pelemahan dolar AS yang dilatarbelakangi data pasar tenaga kerja AS yang melemah.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari jumat 8 Desember, Kurs rupiah spot menguat tipis 0,02 persen ke Rp15.517 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup menguat 0,23 persen di level harga Rp15.500 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan data lowongan kerja dan data payroll swasta menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang melemah, sehingga berpotensi menyebabkan data nonfarm payrolls yang lebih lemah untuk bulan November.

"Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah akan mengurangi dorongan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama. Pembacaan pada hari Jumat juga terjadi hanya beberapa hari sebelum pertemuan terakhir The Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya," Jelasnya dalam keterangan resminya Senin, 11 Desember.

Ibrahim menyampaikan pasar masih mencari petunjuk lebih lanjut mengenai kapan The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya pada tahun 2024. Ekspektasi bahwa penurunan suku bunga dapat dilakukan segera setelah bulan Maret 2024 telah mendorong penguatan mata uang Asia dalam beberapa sesi terakhir.

Dari dalam negeri, devisa Indonesia pada akhir November 2023 meningkat sebesar USD5 miliar menjadi 138,1 miliar dolar AS, dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 yang sebesar 133,1 miliar dolar AS.

Ibrahim menjelaskan menaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

"Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," Ujarnya. 

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan senin 11 Desember dalam rentang harga Rp15.490- Rp15.550 per dolar AS.